Rabu, 14 September 2016

Sebelum Aku Menjadi Istrimu


Judul Buku : Sebelum Aku Menjadi Istrimu

Penulis :  Deasylawati P.


Penyunting Bahasa : Mastris Radyamas

Setting : Puji Lestari

Desain Sampul : Andhi Rasydan

Cetakan Pertama, Robi'ul Awal 1434 H./ Februari 2013

Penerbit Indiva
224 Halaman : 20cm

Genre Motiva

ISBN : 978-602-8277-71-6
***

Rencana Dalam Cita-Cita Bukan Cita-Cita Dalam Rencana


'Anggap saja sinetron!'
Ups?!?
Kenapa ada sinetron di dunia nyata?
Bukankah dunia ini memang panggung sandiwara?
Kenapa harus bikin permainan sandiwara lagi?
Nambah pusing aja ≥_<
Bukan peran kita untuk dimainkan tetapi kita yang berperan dalam permainan sandiwara tersebut!!! *mulai mbolak-mbalik kata, akunya...

Memang sinetron yang kusaksikan di dunia nyata itu sempat jadi fenomenal seantero kampung.
Bayangin aja!
Di bulan Ramadhan, dimana kaum muslim tengah berlomba meraih banyak pahala, eh... Kaum itu malah ribut mengorek yang paling salah siapa...
Soal perselingkuhan?
Hampir terjadi peristiwa berdarah.
Mungkin terlupa atau tidak tau bahwa dirimu itu siapa yang jadi temanmu.
Tidak ada asap kalau tidak ada api. Setiap masalah tidak berdiri sendiri. Selalu ada penyebabnya. Harusnya memperbaiki kesalahan agar terselesaikan bukan mencari masalah baru.
Sungguh! Lingkaran dosa itu harus diputus oleh setiap pihak. Dengan taubat yang sebenar-benarnya.
Menyadari keadaan diri sebagai manusia tempatnya khilaf dan dosa, maka upaya merubah keadaan menjadi lebih baik merupakan karunia.
Ya!
Kesadaran merupakan karunia tiada tara maka harapan yang senantiasa kita langitkan...
Layaknya cahaya, ilmu untuk menerangi pencarian kesadaran itu...

Mengatasi permasalahan rumah tangga memang perlu ilmu. Itulah, sebelum memasukinya seharusnya setiap insan baik calon suami maupun calon istri punya kewajiban membekali diri dengan ilmu. Diharapkan mampu menghadapi ujian yang nantinya akan menghiasi kehidupan rumah tangga.

Bukan jaminan bagi usia matang atau cukup umur namun seberapa siap seorang pribadi bersedia memgampu tanggung jawab berperan dalam kehidupan berumahtangga.
Sungguh!
Daku salut pada mereka yang mengambil peran sebagai suami atau istri dalam usia belia.
Yang sukses membina rumahtangganya meniti kemajuan peradaban mulia.
Hal yang tidak dicapai dengan serta merta.
Ada pembinaan berkesinambungan sejak awalnya.
Tauladan dari generasi terbaik Rasulullah SAW..

Alangkah langkanya sekarang.
Di jaman kemudahan membingungkan
Dan kebebasan tak beradab.
Mudah berkomunikasi
Bebas berperasaan
Sampai pergaulan tanpa kekang
Seolah telah berperan..
Sayangnya, peran itu dipaksakan karena keadaan. Maksudnya married by accident. Peran yang disandang akibat perbuatan yang melanggar aturan baku manusia yang membedakannya dengan insting hewani. Naudzubillah...

Semoga hikmah yang kita dapatkan dan terhindar dari perbuatan dosa tersebut.

Di sisi lain, yang berupaya mengikuti aturan harus lebih bersabar lagi menapaki ujian.. Ada yang menanti jodoh yang tak kunjung datang (ehm?!), yang tak segera memiliki momongan *Qodarullah..

Sebenarnya pingin learning by doing..
Enggak mau menunda-nunda >_<
Tetapi Allah Punya rencana dan berusaha yakin bahwa rencana-NYA lah yang terindah..
Buku ini jelas ngomporin.. Tahapannya sudah menjelang pernikahan. Berarti sudah ada calonnya..
Calon yang mana dan bagaimana menentukannya tidak terbahas disini.
Sampai pada gambaran paska ijab qabul bahkan paska lahiran mendapat porsi lebih dari separo isi buku.
Jadi penasaran kan?!!
0_o


Tidak ada komentar:

Posting Komentar