Minggu, 16 Oktober 2016

Kitab Cinta Dan Patah Hati

Image by screen shoot
Judul :
Kitab Cinta Dan  Patah Hati

Penulis:
Sinta Yudisia

Penyunting Bahasa :
Mastris Radyamas

Penata Letak :
Puji Lestari

Desain Sampul :
Andhi Rasydan

Cetakan Pertama, Rajab 1434 H./ Juni  2013

384 hal:; 19cm

ISBN : 978-602-8277-99-0

Penerbit Indiva
***

Cinta Bukan Sekadar Senang  Apalagi Hanya  Suka-Suka

Pfiuh!
Setelah diperjuangkan masih gagal juga?!"#*$&@'
Pinginnya, dengan kartu perdana baru aku bisa mendapatkan fasilitas perpustakaan digital.
Kalaupun tidak ada wifi atau area hotspot, aku bisa membeli e-book pada fasilitas lain. Setidaknya, bisa mendapat kemudahan mengakses buku lah..


Demi mengikuti lomba nulis, meluangkan waktu dan saku.  Jelang deadline, pembelian e-book bermasalah. Dapat konfirmasi telah sukses melakukan transaksi tapi dalam riwayat pembelian maupun rak buku masih melompong, kosong. Tidak mau menyerah terus mencoba melakukan transaksi lagi. Namun sms dari layanan provider yang bersangkutan tidak tersedia. Ups! Coba gugling tapi pemecahan masalah belum ditemukan. Akhirnya, mencari penyelesaian di kantor resmi. Mau tak mau, diriku musti ke kota kabupaten. Sambil belajar menggunakan maping. Sempat dibikin nyasar >_< Alamat dengan nama tempat tak berkesusaian. Syukurlah, aku menemukan nama tempat yang aku cari. By name place. Kantor layanan provider terdekat. Disana, kutumpahkan semua tanya. Ternyata, tetap tidak bisa. Bukannya tidak bisa, masalahnya tidak punya modal berupa uang tunai untuk sekian nominal agar bisa diubah ke cash elektronik. Dengan uang elektronik tersebut baru bisa melakukan pembelian online.
Dalam kata lain, keinginanku untuk bisa melakukan pembelian online hanya dengan pemotongan pulsa masih terpendam**

Aku pulang membawa keinginan terpendam tersebut. Waktu dan saku yang terluang hanya buat migrasi kartu perdanaku ke 4G. Bukan hanya itu, ding.. Hasil bolak- balik kesasar tadi dapat foto Simpang Lima yang ter-upload di instagram. Juga buah naga titipan kanjeng mami.

Dialog spesial di radio fave-ku juga tak banyak membantu. Kemungkinan makin berlarut-larut karenanya. Ah! Mungkin pertanyaanku yang salah..
Baik sangka lah biar ati adem dan pikiran lebih tenang.

Dua hari terakhir, aku belum bisa move-on.  Masih terus berharap ada kesempatan, dapat hotspot di pojokan misalnya. Haruskah meneliti tiap sudut o_0
Padahal sudah dapat tulisan dan sempat membaca sinopsis buku yang terpilih. Tinggal menyempurnakan dan memenuhi persyaratan. Beberapa ide pikiran bahkan. Sesuai novel yang akan kudapatkan (bilang saja sesuai budget). Manut buku yang gampang kepengurusannya *halah* Semua tinggal tumpukan tulisan.

Sampai mendapat info tentang aplikasi perpustakaan nasional waktu nonton tayangan 'Cendikia' di M*tr*TV.
Wow! Kemudahan yang diharapkan kudapatkan. Tapi tetep, lomba yang itu terlewatkan T_T
Menuju deadline even menulis tiga hari berikutnya, aku merasa kehilangan start. Meski sudah bikin konsep sebelumnya, daku masih kedodoran. Parahnya, jaringan inet yang sudah mapan di smartphone ikut mengalami goncangan. Kupikir bukan karena perpindahan kartu barusan. Kemungkinan penyebabnya simcard utama yang hampir habis pulsanya. Mangkanya kupindah ke simcard yang masih paket inetnya untuk pencarian data.
Lupakah daku? Kan, kartu baru 4G tapi jaringan belum 4G..
Mangkanya, kalau mau ganti kartu periksa dulu kelengkapan fasilitasnya! Sudah ada atau belum?
Aku sendiri yang dibikin repot 😵
Masya ALLah!
Lola juga, terbangun dari ketiduran ternyata sudah berakhir deadline-nya. Baru ketahuan selang beberapa hari berikutnya T_T

Ya, sudah! Pikiranku beralih kembali ke perpustakaan nasional dalam aplikasi yang bernama ipusnas.
InLisLite versi 3, software perpusnas. Integrated Library System (Inlis) Lite. Bisa di- download lewat appstore atau google play. Tinggal searching dengan mengetik perpusnas. Pilih logo:
From googleapis

Mengantri untuk dibaca...

Image by screen shoot
Lebay! Begitu, kali.. Ungkapan bagi mereka yang enggan membaca. Terserah!  Bundaku yang mengetahui kegemaran putrinya masih aja ngomel kalau pirsa lagi ngutheg hape. Perasaan daku sudah menyelesaikan kerjaan?
0_o
Iya, oase di padang pasir. Walau hidup di kehijauan, tetap berasa di pelosok dengan ketiadaan perpustakaan daerah. Belum tentu bisa menyambangi, sih. Tetapi makin pening bila bertanya tentang perpustakaan daerah dan dijawab keberadaannya hanya ' katanya'
>_<
Ih! Galauku telah berlalu. Ini tulisan tentang Perpusda Boyolali.
Biarin keluar semua uneg-uneg yang mengganjal.  Toh, cinta itu bukan sebatas orang per orang. Cinta pada suatu kegiatan bukan kesalahan. Asal menjadikan amalan baik bagi kita. Termasuk membaca juga menulis. Perlu perjuangan kala melakoninya. Ikhlaskan!

Yang namanya teman belum tentu selalu bersama. Mungkin kamu suka menulis tapi temanmu lebih suka bicara. Jalin sinergi, kan?! Repot amat! Yuk!

Aku pernah mendapat hadiah buku ini dari senior. Pimred Indiva. Saat mengikuti acara bedah buku. Selain buku ini, ada yang judulnya 'Buang Pacar Pada Tempatnya'.
Karena aku datang serombongan bersama komunitas pendengar radio, maka kuputuskan untuk berbagi buku hadiah ini. Sekaligus mengajak teman-teman untuk gemar membaca. Juga kemahiran menulis yang diasah bersama.
Aku sengaja menantang teman-temanku untuk bikin review bukunya. Hasilnya? Ya Allah, Semoga Ampuni hamba ini telah berprasangka. Hamba tau tidak bisa memaksa hal untuk disukai, pada orang lain. Kalau pada diri sendiri justru kupaksakan selama dalam hal kebaikan. Tak kupungkiri, membaca adalah keperluan yang kujadikan hobi.
Entah dimana buku itu berada. Jadi penghias rak atau hanya memenuhi meja saja. Alkhamdulillah bisa melihat buku itu lagi di rumah. Meski dalam bentuk lain 0_o
Ada dua penampakan e-book itu, ternyata. Beda dengan dunia nyata ini, butuh kesabaran untuk menunggu buku virtual itu loading. Pemandangan kosong di rak bukan berarti tidak ada. Lain dengan yang di aplikasi lain itu. Berasa di perpus sendiri. Kalau ada yang perlu buku ini bilang aja padaku ntar kukembalikan satu, ya 0_o

Masih belajar mencerna non fiksi. Membaca kembali buku ini seperti belajar menyelam lagi 0_o
Bagaimanapun, bagian belakang tentang  kisah-kisah masa lalu yang paling menarik bagiku.
Kok, daku belum baca yang ini? Kayaknya ini di bagian itu. Nah, lho?!
Dulu, saat memegang buku manualnya, didampingi buku manual yang lain. Karangan Salim A Fillah membantuku menerjemahkan isi dalam buku ini.
Secara teoritis dibedah sama mbak Sinta maka penggambarannya dipraktekkan dalam 'Jalan Cinta Para Pejuang'.
Ada kisi- kisi yang menurutku saling melengkapi dari kedua buku itu. Benar- benar pasangan buku yang Consummate Love.  Cinta yang sempurna ( Eh?! )

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar