Minggu, 17 September 2017

Ayat-Ayat Cinta

Ayat-Ayat Cinta

Novel
Judul :
Ayat- Ayat Cinta

Penulis :
Habiburrahman El Shirazy

Editor :
Anif Sirsaeba A.

Desainer Cover dan Isi :
Abdul Basith El Qudsy

Percetakan :
Naragita Dinamika

ISBN : 979-3604-02-6

Penerbit Republika

***

Sinisme  Terhadap Rekaan Manusia

Sesekali, ada rasa sesal membaca kembali cerita rekaan yang kubuat. Rasa takjub pada kata- kata yang telah terangkai bagai menjelma bumerang yang siap menyerang kesadaran..
Hei! Hanya rekaan?!

Kadang pula, khayalan-khayalan.. Absurd..  Seolah membuai angan tak berujung.. Harus diakhiri! Sayangnya, tidak ada cara lainnya selain menuliskannya dalam bentuk cerita. Ah! Kadang pikiran buntu mengarahkan tulisan untuk rangkaian kisah dalam paparan yang meyakinkan.

Iya!
Bisa saja daku beralasan menuntaskan sebuah cerita untuk terapi jiwa, tapi di lain waktu bergejolak tanya apa semua cerita khayalan itu dibenarkan???
Demi sebuah eksistensi???
Dimana daku sendiri bingung dengan cerita itu aku sebagai siapa dan untuk apa?!
Hempasan kesadaran itu lebih sakit daripada aku yang tersadar bilamana tercenung dengan cerita buatan orang lain..
Ha.. Hai.. Seperti menertawakan diri sendiri terhadap dualisme pemikiranku 0_o
Itulah ayat-ayat cinta yang ALLAH Tunjukkan di hadapanku.

Ada yang bilang bahwasannya aku punya dunia sendiri,
Owh?!..
Kusadari daripada caper lebih memilih cuek.
Hanya saja ada suatu catatan yakni tak berarti aku tidak tau apa-apa.
Mungkin aku membiarkannya atau tak mau ambil pusing tentangnya.
Mungkin juga aku punya pemikiran yang lain daripada yang lain hingga aku jadi beda..
Asing!

Karakter rekaan membuatku belajar tentang diriku dengan cara lain.
Mengenali diri sendiri dengan cara lain.
Apalagi jika karakter tersebut (ehem?!)  juga ada padaku..
Ah! Dengan keadaan yang lebih baik >_<
Dan itu menyenangkan ^_^
Antusias bila menemukan karakter ideal darinya.
Karakter yang kubuat, sih biasa.
Malah ada yang bilang terlalu sempurna.
√∆√
Padahal ada yang lebih sempurna dari yang terlalu sempurna itu o_0

Upaya manusia menafsirkan makna ayat-ayat ALLAH.
Ayat-ayat Cinta..

Bagiku, karakter-karakter rekaan milik Kang Abik terlalu sempurna untukku. Lulusan luar negeri itu luar biasa bagiku, yang cuman tamatan SLTA. Pengin banget gitu, lho..
Aisha, Mahasiswi bercadar keturunan Jerman- Turki. Cantik, cerdas, kaya raya, dan dari keluarga terpandang.

Maria yang non Muslim namun hafal beberapa surah Al Qur'an di luar kepala. Wanita ini merupakan tetangga dekat. Keakraban mereka menumbuhkan kekaguman dan harapan padanya.

Noura, tetangga agak jauh yang hidupnya sengsara. Perhatian Fahri akan keadaannya disalahartikan hingga membuat permasalahan serius bagi Fahri ketika dituduh telah memerkosanya.

Kemudian Nurul yang anak kiai terpandang, pintar, punya segudang aktivitas dan kepengurusan dalam organisasi. Mengharuskannya sering bertemu dengan Fahri sampai diam-diam menaruh hati padanya. Sayang sekali isi hatinya terlambat diutarakan.

Sikap Fahri memilih dia yang menyampaikan maksud lebih dulu, cukup membuatku terhenyak.
UPSs!?
Kok gitu sih?
Ngunggah-ngunggahi sebagaimana cerita rakyat Si Ande Ande Lumut.
?_?

Dari tulisan blog dari mertua baru, istri haruslah mempunyai bargaining position???
Posisi tawar di hadapan Fahri dengan memilihnya sebagai imam. Wow!
Jika aku ada dalam cerita itu pasti sudah keder mengetahui para rivalku #_°  mungkin hanya aku yang berpikiran untuk menjadi lebih baik mau menerima tantangan dengan memilih pemimpin baik.
Baik-baiklah dalam bimbingannya!
Satu penguatan bahwa pemimpinku tersebut bersedia bersabar dalam membimbingku yang bodoh dan ngeyelan ini. Berharap pengetahuan yang coba diajarkannya padaku mampu meluluhkan prasangka ku yang semula salah *_*
Dan
Itu hanya dalam pemikiran ku.
Yang terangkai dalam cerita Kang Abik ini bagiku bagai merentang jarak pada jurang yang telah tercipta.
Sama seperti yang kaya semakin kaya.
Meski kaya bukan jaminan sukses.
Tentu berbeda dengan ilmu, kan?!?
Ilmu padi yang semakin berisi makin merunduk.
Ilmu akan manfaat bila dibagi.
Dan usaha ke situ makin membuatku gelisah..
Sejauh mana upayaku???
Nyatanya aku belum jua bertemu pemimpinku dan menetapkan pilihanku

Tapi
Terus terang novel ini selesai kubaca sebelum KCB. Aku teringat lagi pada novel ini setelah me-review secara sepihak gegara penasaran sama cerita Jodha Akbar yang sedang bergulir di MNC eks TPI. Sayang ketika mau me-review entah mengapa di aplikasi ipusnas novel ini menghilang. Sulit melakukan pencarian karya-karya Kang Abik bahkan setelah hape tak sengaja kena reset dan harus ngunduh ulang semuanya. Huh! Pengaturan-pengaturan ulang yang benar-benar menyita waktuku. Sempat berpikir hape telah mengalihkan duniaku dan aku ingin menjauhkannya tapi di sisi lain aku memerlukannya untuk membantu mengembangkan kemampuan yang ada padaku.
Hal yang tak bisa kulakukan di Dunia nyata bisa ku coba di dunia Maya.

Tidak perlu mengakhiri cerita yang sudah dimulai bagi hidup ini. Selama nyawa masih di kandung badan. Hanya saja kita cuma diberi kesempatan menoreh kisah saat ini.
Beda dengan rekaan yang dibuat berdasarkan pertimbangan nalar yang terbatas. Kadang pemikiran itu perlu ditunjukkan. Namun benarkah pemikiran itu yang diperhatikan?
Biasanya euforia yang muncul karena jalan cerita atau tokohnya yang memikat perhatian.
Dan aku berusaha untuk tidak terjebak pada euforia yang sekejap tersebut.
Review ini berlanjut pada catatan ku di blog YouandWe..
Kamu dan Kita..
adalah ayat-ayat ALLAH..
ayat cinta-NYA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar