Rabu, 11 Februari 2015

Hidup Itu Lucu


Judul Buku : Hidup Itu Lucu :

Kisah Aktor Michael J. Fox
Diterjemahkan dari A Funny Thing Happened on the Way to the Future: Twist and Turns and Lessons Learned

Karya : Michael J. Fox
Terbitan Hyperion, New York

Penerjemah : Rahmani Astuti

Penyunting naskah : Budhyastuti R.H

Proofreader : Enfira

Desainer sampul : Dodo Rosadi

Hak Terjemah ke dalam Bahasa Indonesia ada pada Penerbit Kaifa
All rights reserved

Cetakan 1, Agustus 2011
Diterbitkan oleh Penerbit Kaifa
PT +Mizan Media Utama 

136 hal.: 20,5cm

ISBN : 978-602-8994-49-1
***
Memang, aku selalu butuh motivasi! Buku tentang kisah aktor yang nggak tamat SMA, jadi aktor beken, lalu tiba-tiba kena penyakit parkinson's, tapi tetep sukses! Membuatku bergeming untuk membawa pulang buku ini.
Kesan pertama membaca, penulis sudah berupaya mengajak untuk meninggalkan buku ini
jika tidak bermanfaat untuk dibaca. Uraian pembuka yang kadang aku sepelekan karena hal tersebut adalah trik standart untuk menarik minat baca.. Tapi huruf demi huruf kucermati rangkaiannya selama mata dan pikiran mau menyerapnya karena selebihnya ada urusan lain atau malah tertidur dengan buku yang  senatiasa terbuka menanti titian mata menelusurinya lagi...

  • Penulis membuka kisah hidupnya yang digambarkannya melalui sebuah ilustrasi. Iya, ilustrasi yang diceritakan oleh temannya yang menurutnya  mempunyai kemiripan dengan apa yang telah dijalaninya.
Tentang seorang dosen yang memeragakan di depan anak didiknya bagaimana memenuhi toples kosong dengan batu-batu besar hingga penuh. Yang ternyata masih bisa diisi lagi dengan pasir. Lalu masih bisa dipenuhi dengan air. Seperti halnya kehidupan dengan hal besar [gambaran batu ] berupa keluarga, pekerjaan, maupun passion. Sedangkan pasir yang mewakili hala remeh temeh. Dan air yang merupakan kesenangan semisal pesta.

  • Penjelasan mengenai gambaran kehidupannya tersebut ditandai dengan capaian prestasinya di bidang akademis meski ia tak pernah tercatat sebagai seorang mahasiswa di perguruan tinggi manapun.
Mr. Fox mendapat gelar Doktor di bidang hukum oleh University of British Columbia. Ia juga mendapa gelar doktor bidang seni rupa dari New York University, juga Doktor Humaniora dari Mt. Sinai School of Medicine di Manhattan.
Ia memaparkan alasan dari prestasinya itu bukan karena duduk di bangku perkuliahan. Tapi ia meraihnya karena ia juga belajar dalam universitas kehidupan. Mr. Fox tidak terikat dengan kurikulum sekolah justru ia hidup untuk memenuhi pengajaran dalam kurikulum yang teorinya didapat di bangku sekolah.

  • Betapa rumitnya memecahkan soal matematika sekaligus ilmu ekonomi yang ia sadari kalkulasinya saat  mempunyai hutang.
Hidup mandiri segera setelah memutuskan drop-out dari SMU mengharuskannya peduli pada hitungan pemasukan dan pengeluaran.

Mr. Fox ternyata orang yang bertanggungjawab terhadap apa yang telah menjadi pilihannya.  Nilai akademis yang terus merosot diimbanginya dengan  kemampuan akting yang mumpuni. Dari didikan sang ayah yang akhirnya mengantarkannya menuju  pilihannya tersebut. Bahwa  kalau ingin jadi penebang kayu itu harus pergi ke  hutan. Maka remaja Fox diantarkan ayahnya ke Los Angeles mencari sebuah agen dan mulai membangun karier.

Remaja Fox mempelajari ilmu ekonomi lewat peran yang dimainkannya, Alex P. Keaton di  Family Ties. Dalam serial ini juga yang mempertemukannya dengan Tracy Pollan yang kemudian menjadi istrinya.

  • Untuk mengisi waktu luang, remaja Fox ternyata mengisinya dengan membaca buku di perpustakaan. 
Ia belajar sastra dengan membandingkan novel dengan penggarapan ceritanya dalam film.
  • Berikutnya adalah ilmu fisika yang coba ia abaikan berakibat fatal bagi kesehatan tubuhnya.
Daya tubuh yang terlalu diforsir menjadikannya seorang yang mati rasa. Ia menjadi linglung, seperti peran yang dimainkannya dalam Back to the Future.
Sebagai Marty McFly, Fox harus berayun-ayun, dan menjalani trik khusus untuk menciptakan efek terbang. Tidak secanggih pandangan orang awam tentang 'Hoverboard' papan seluncur khayalan yang menyatakan seolah-olah papan ajaib itu memang benar-benar ada.
Kurang waktu istirahat karena harus menjalani jadwal syuting film sekaligus serial sebelumnya yang belum kelar membuatnya terserang demensia. Ia tidak sadar berada dimana, sedang melakukan apa, dan hampir tidak mengenali dirinya lagi.  Gejala awal Parkinson's menyerangnya dimana ia tidak mampu mengatur gerak tubuhnya sendiri. Di usia yang cukup muda. Tigapuluh tahun.

Awalnya, Mr. Fox sempat tidak menerima keadaan dirinya saat di titik puncak, ayah tercintanya meninggal lalu terkena diagnosis parkinson's.
Kesadaran diperolehnya karena keadaan dirinya tidak juga membaik dengan bermabuk-mabukan dan mengasingkan diri. ia akhirnya mau menjalani terapi pengobatan meski tidak sembuh benar tapi dia merasakan segalanya membaik dengan berbagi pengalamannya saat menghadapi penyakit tersebut  lewat The Michael J. Fox Fondation for Parkinson's Research.


Dan jika ingin tahu apa yang dimaksud dengan 'Hidup Itu Lucu' sepertinya perlu membaca sendiri bagaimana Mr. Fox bertutur tentang kehidupannya pada buku ini ^_^
***


Tidak ada komentar:

Posting Komentar