Minggu, 01 Februari 2015

Existere



Judul : Existere

Penulis : +Sinta Yudisia 

Penyunting : Nanik Susanti

Pemeriksa Aksara : Azzura Dayana, Erdyant

Pewajah Sampul : Windu Tampan

Penata Letak  : Budhiaji

Cetakan Pertama, Juni 2010

Diterbitkan Pertama kali oleh :
+Lingkar Pena 
PT. Lingkar Pena Kreativa

 ISBN : 978-602-8436-97-7

Didistribusikan oleh:
Mizan Media Utama [MMU]


Sinetron yang tengah menggeser serial favoritku mengingatkanku pada review buku ini. Mencoba mengikuti secara serampangan setiap episodenya, awal atau bagian akhir,  jadi merasa sayang dengan peran yang diambil oleh Nikita Willy. Kan dia punya kans yang besar mengikat pemirsa.  Meskipun perannya menantang dan posisinya sebagai pemeran utama tidak menarik minatku untuk mengikutinya secara detail. Kalau serial itu mulai maka channel kupindah ke portal berita. Soalnya tidak ada yang dapat kupelajari disana selain kepura-puraan pemerannya untuk menampilkan sosok yang menjadi tokoh rekaannya. Kalaupun serial ini dianggap mampu menyaingi rating serial yang digesernya pastilah karena aku ketiduran hingga enggak sempat mindah chanelnya 0_o

Jadi berprasangka dengan fenomena artis yang berprofesi sebagai kupu-kupu malam [istilah populer dalam lagu gubahan Tante Titik Poespa]. Gambaran tentang jurang nista ini yang malah digarap secara profesional membuat miris. Kenyataan sosial yang mengkhawatirkan jika hanya untuk menarik simpati dengan pelakunya yang seolah tidak mempunyai pilihan lain selain menceburkan diri ke dalamnya.

Andai saja pihak +Sinemart mau melirik cerita dalam buku ini pastilah dapat memuat pesan sosial yang disampaikan penulis.
Iya, jadi pingin 'Existere' dalam bentuk verbal ini disampaikan dalam bentuk visual.
***

"Golek Pacar kana!"

Bikin Mulutku ngedumel dengan mengurai penjelasan yang kadang bikin jengah
untuk mengulangi lagi apa alasanku untuk menjaga diri. Kalau tidak mengingat betapa ortuku telah sabar melafalkan kata-kata yang sama dengan pertanyaanku yang berkali-kali juga sama untuk mengajariku bicara sewaktu balita. Mereka tidak bosan-bosannya menggumamkan nasehat jika aku melakukan kesalahan yang sama, tapi... egoku lebih berkuasa saat itu daripada diam yang menurutku berarti membenarkan pendapat mereka...
Memang aku masih sendiri! Cari Pacar sana! Sama halnya mereka memasukkanku ke kobaran api T_T
Lalu buat apa aku bertahan selama ini kalau bukan mendapatkan yang terbaik???

Ini kenyataan yang kualami. Aku tidak tahu apa yang  lain lakukan jika mendapat kecaman yang sama. Di luar sana, ternyata hampir semua melegalkan hubungan tanpa status alias pacaran. Bangga jika anaknya berhasil menggaet cowok dan dibawa ke rumah dan tidak peduli mereka berbuat apa saja berdua di satu atap..Orang tua tersebut baru menikahkan kalau si perempuan sudah berbadan dua.. Naudzubillah Hi Min Dzalik...
Ya ALLAH  Mohon penjagaan-MU..
Ada saja suami-istri yang saling melontar kata-kata kasar. Seolah tidak terjadi apapun setelahnya yang boleh jadi telah jatuh talak dari lisan suami?
Lain lagi, ada sepasang bapak-ibu yang keliatannya adem-ayem tinggal serumah tapi tanpa ikatan pernikahan???
AH! Perbandingan dunia tersebut ibarat terbiasa bermain-main di tebing curam dengan perjalanan mencapai tujuan diantara padang ilalang berduri...

Dan aku membatasi pergaulanku karenanya. Tidak mau terseret arus. Bagaimanapun dekat dengan pande besi akan terkena jelaganya. Sikapku pada lelaki yang bukan mahramku adalah bersiaga. Biar aku  dicap  Angkuh karena sebatas penilaian manusia. Kuupayakan selalu menilik hatiku untuk memperbarui niat demi ALLAH semata...
Sama- sama naif! meski berat tapi mengapa harus berat? Mereka yang sadar berbuat maksiat dengan pongah dan tanpa beban. Mungkin mereka berpikir, senista-nistanya mereka adalah sumber inspirasi. Tanpa adanya ujian dengan keberadaan mereka yang dianggap sampah, mana mungkin insan cerdik menuai prestasi?
Mengapa harus kalah dari mereka?
Bahkan maksiat pun ada ilmunya [rangkuman halaman 253-259]

Mengingat betapa Rapuh jika tanpa pertolongan ALLAH aku tersentak membaca Catatan Penulis... Semoga tidak ada di edisi revisi.
Seharusnya kita selalu berharap akan ampunan ALLAH tiada henti, selagi sempat tidak boleh terlewat

Mengingat kedunguan manusia..
karena kebutaan kita akan ilmu-NYA
Kita tak mampu menerima ruahan karunia_NYA
Apalah kita tanpa pertolongan ALLAH?
Wujud Diri?
Seolah diri menjadi bagian dari solusi?
Apa?
Yang Mana?
Bagaimana?
Manusia hanya kuasa usaha!
Hanya usaha!
Selebihnya...
Semua adalah kuasa الله  semata ...
Apa yang terjadi mutlak kehendak-NYA...
استغفرالله  

Menyadari dan Semoga sepenuhnya bisa memahami dan mengamalkan kebaikan. Seperti halnya pohon manggis yang tentu berbuah manggis.
Kalau semangka berdaun sirih itu hanya lirik syair dalam tembang
Malah di pekaranganku ada pohon teh berdaun sirih 0_o
Atau ada yang mau berkreasi dengan buah mullberry berdaun brotowali [*halah]
Prinsip Tebar Tuai yang berlaku sebab kebaikan akan mendapat kebaikan pula.
Kalaupun mendapat keburukan itu karena kita belum mampu mengambil hikmah di balik semua peristiwa yang tak luput dari pengawasan_NYA

Tiada yang dapat dilakukan meski itu adalah selemah-lemah iman untuk selalu Melangitkan Harapan...
Lewat Doa...
Hanya memohon kebaikan demi kebaikan pada Yang Maha BAik...
***

Ada Dan Tiada
Jamilah, gadis cerdas menyertakan  mimpi Ibunya guna merantau kekota bersama ajakan seorang teman. Kesulitan hidup yang  menghimpit disertai bujukan teman-teman yang baru dikenalnya membuatnya seolah tidak mampu memilih kerjaan selain menjajakan tubuh. Satu-satunya barang berharga yang dimilikinya. Yang membuatnya tabah menjalani hanya keinginan mengentaskan kemiskinan keluarganya. Terlupa darimana dan akan jadi apa jika ia mendapatkan uang dari perbuatan maksiat  karena yang terlihat di hadapan memang dari yang tidak punya apa-apa kemudian bisa membeli segalanya. Yang pada akhirnya, uang yang mudah didapat pastilah mudah lenyapnya/ tidak ubahnya menadah air dengan tangan telungkup.
Muspra! Tanpa guna!

Diantara PSK yang lain, bisa dikatakan Mila bisa dikatakan lebih beruntung dengan induk semang yang melatih kepribadian dan skill yang memadai sehingga membuatnya tampil 'eksklusif'. Hingga membuat seorang yang kaya raya, Waluyo, mempertahankannya. Bahkan memperkenalkan pada putrinya yang lugu dan kesepian. Sosok putri jelita yang merujit rasa batin Mila yang paling dalam. Pengaruhnya membuat kebulatan tekad Mila untuk terbebas dari kubangan lumpur yang seolah makin menghisapnya hingga ke dasar.
Kedekatan  anggota keluarganya dengan Mila membuat bara permusuhan seorang wanita berkarir cemerlang. Tidak ada kegagalan maupun kekalahan dalam pandangan Hepy, istri Waluyo. Almaida, sang putri ingin mengupayakan keberhasilannya dengan bersungguh-sungguh dan sportif ternyata tidak berkenan di hati mamanya. Tingkah  Andre yang hampir merenggut kegadisannya disimpan rapat-rapat dari sang mama yang akhirnya mengirimkan abang kandung satu-satunya itu ke Luar Negeri untuk meneruskan pendidikannya.

Fokus lain yaitu Ochi, Qoshirotu Torfi. Nama yang diambil dalam surat Al Qur'an [ehm?] aku jadi suka nama ini yang maknanya dalam tafsir terjemahan adalah bidadari. Aku menemukannya dalam masing-masing di Ash-Shooffa't[37] ayat 48, kemudian QS. As-Shaad[38] ayat 52, dan QS. Ar-Rahman ayat 56

Ochi penuh luapan keberuntungan dan terpenuhi segala keperluan dalam hidupnya dan menginginkan tantangan. Kebahagiaannya bisa berbagi dengan sesama yang kadang dimanfaatkan orang sampai-sampai tidak mau kuliah dan lebih memilih mengikuti kesenangannya. Yang akhirnya ia mau juga kuliah di jurusan psikolog karena ingin berbhakti pada ortunya. Ochi pingin banget hidup susah dan ALLAH Berkenan Memberinya cobaan dengan belum juga dikaruniai momongan. Sementara teman akrabnya. Vanya gadis baik-baik yang terseret  ke lembah hitam bisa mengandung dan melahirkan. Kehamilan Vanya untuk yang kesekian kalinya mengancam keutuhan rumah tangga Ochi yang telah dibinanya bersama Yassir. Vanya menganggap bahwa Yassir akan menjadi dewa penolongnya jika Ochi merelakannya.

Keinginan Vanya untuk membuat kehidupan lebih baik seolah menyelubungi misi yang sebenarnya guna mendapatkan laki-laki yang dikasihinya, lama sebelum Yassir dan Ochi berkenalan.

Ambisi terselubung yang mengingatkan diriku ketika tengah mencoba berjuang mendapatkan donasi acara amal. Niat ingin menuju jalan kebaikan tapi pada pelaksanaannya menuntut diri agar tidak kalah dari yang lain...?
Ah!
Konflik batin antara ingin eksis atau berhenti dengan keyakinan meniru langkah Nabi Khidr yang membersamai Nabi Musa pada satu episode jejak kenabian.  SEbagai gambaran, Nabi Musa adalah toko utama sedangkan Nabi Khidr sebagai figuran yang memerankan peran kecil diantara jejak kerasulan Nabi Musa yang panjang. Tapi peranan Nabi Khidr bukannya tanpa arti malah mengemban misi pengetahuan bagi Nabi Musa 'Alaihis-Salam. Hal yang tidak bisa dibandingkan dengan yang aku lakukan ketika itu.
Syukurlah! Allah Berkenan Mengingatkanku dengan mendengar kajian ustadz di MH on the Road.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar