Rabu, 18 Maret 2015

Laskar Pelangi



Judul :
Laskar Pelangi

Karya
Andrea Hirata

Cetakan pertama edisi hardcover, Januari 2008
Cetakan kedua edisi hardcover, Februari 2008
Cetakan Ketiga edisi hardcover, Maret 2008

Penyunting :
Suhindrati A.Shinta

Perancang dan Ilustrasi sampul :
Andreas Kusumahadi

Pemeriksa aksara :
Yayan R.H.

Penata aksara ; 
Iyan Wb.

Diterbitkan oleh
Penerbitan Bentang

xvi + 528 hlm; 20,5cm

ISBN 978-979-1227-18-6

Didistribusikan oleh
  Mizan Media Utama

***
Tertuntaskan penasaranku
Karya besar yang jadi perbincangan
Lalu kenapa?

Iri?
Manusiawi!
Demi ALLAH
 tak mampu kupungkiri
Tapi
Bukan berarti ingin menyaingi
Hanya
Menata kembali niatan hati
Pegangan setiap kali melangkah
Karena setiap tindakan itu amalan
Baik buruk ditentukan dari niatannya
Bahwa
Tidak setiap orang harus di depan
Meskipun semua insan diciptakan-NYA unggul
untuk suatu hal
Tidak harus jadi nomer satu
Lakukan saja yang terbaik!
Demi ALLAH semata
 ***
Buku pertama yang usai  kubaca di tahun 2015. Kejelekanku adalah serampangan membaca satu judul ke judul yang lain jadi nggak fokus. Emang dasarnya nggak fokus karena menggarap hal lain. Alhasil, aku menyelesaikan bacaan buku ini selama dua tahun sebabnya akhir tahun mulai baca,  di bulan awal tahun berikutnya baru kelar 0_0

  • Buku ini juga kumanfaatkan untuk belajar menguasai setting sekaligus mengisi jeda bila kena block writer.
Ditambah lagi, kalau sudah penasaran [ Baca: giton! Gila nonton!] dengan sebuah tontonan, cerita. serial TV maka aku harus menuntaskannya. Keuntungannya aku bisa belajar mengolah konflik. Kerugiannya banyak menyita waktu searching inetnya.  Syukurlah settinngnya berdampingan dimana serial fave-ku saat ini di bagian barat, tepatnya Bengkulu. Kan, Belitung ada di sebelah Timur? Ahai, jadi lebih paham Sumatra.. Nilai geografiku jelek, sih! [ups! ikutan tokoh Shancai 0_0

Well! Mau tidak mau jadi baca ulang ketika me-review.

Rencanaku, melihat filmnya setelah tamat baca novelnya. Namun kenyataannya, belum kelar baca terus liat filmnya bikin aku kecewa. Penggambaran film tidak sebagus di novel. Ada cerita yang sama sekali berbeda dengan novelnya. Pak Harfan yang meninggal, Bu Mus yang terlibat kisah asmara, sampai gadis berkuku  pelangi dalam selubung tirai yang terbuat dari keong kecil-kecil.

Sudut Pandang Penulis 

*Dari info berbagai sumber, novel ini berdasar pada kisah nyata penulis. Mungkin karena itu pula  Novel ini menggunakan sudut pandang orang pertama [Pov 1]
Baru di bab-bab akhir aku mengetahui nama dari tokoh yang tengah bercerita dalam novel ini bernama Ikal.
Bercerita tentang sebuah sekolah Islam di Pulau Belitong. Sekolah yang nyaris ditutup  karena muridnya tidak genap berjumlah sepuluh. Pak Harfan selaku kepala sekolah SD Muhammadiyah hampir menutup hingga Harun, yang seorang difabel hadir untuk menggenapkan murid menjadi sepuluh orang.
Harun sebenarnya menjadi pahlawan bagi Ikal, Lintang, Kucai, Trapani, Syahdan, Sahara, Samson, A Kiong, dan Mahar yang tidak ada pilihan tempat lain untuk bersekolah. Kesepuluh murid ini nantinya bertambah dengan kehadiran Flo, anak gadis pengusaha kaya di Belitong yang tomboi.
Pulau Belitong, dimana setting dari cerita ini yang bukan rahasia lagi dikenal dengan pulaunya timah.

Dari bab awal saja sudah menarik perhatianku meski aku masih butuh pengganjal mata dengan melihat tayangan teve yang sedang kusukai atau malah sebagai peniup mata sepoi-sepoi agar segera tertidur ^0^

 *34 Bab berikutnya dengan judulnya yang bikin penasaran semisal, Antediluvium, Inisiasi. Perempuan-Perempuan Perkasa, The Tower of  Babel, Penyakit Gila No.5, Bodenga, Moran,  atau Tuk Bayan Tula.

*Kisah dari kesepuluh murid SD Muhammadiyah pun juga menarik. Dari kejeniusan Lintang, kepemimpinan Kucai, kepiawaian Mahar berdendang termasuk ide kreatifnya hingga memenangkan lomba pawai. Semua memiliki kelebihan dibalik kekurangan yang nampak.

Jiwa patriotisme sebagai pendidik tergambar apik pada sosok pak Harfan dan Bu Mus. Guru yang berjasa mengantarkan murid-muridnya menuju gerbang pengetahuan tanpa batas. Pengajar yang bukan hanya mementingkan otak yang cerdas tetapi juga akhlak yang mulia.

Ragam Sajian

 Laskar Pelangi bukan hanya dalam bentuk novel. Seperti tulisan diatas bahwa aku bisa saja kecewa dengan filmnya tapi tidak dengan drama musikalnya.
Ehm... sayangnya, saat drama Laskar Pelangi ditayangin di layar TV, aku sedang menahan diri dari nyetel TV dengan alasan ada hal lain yang lebih penting dari sekedar mantengin acara TV 0_o Padahal aku dari kecil doyan nonton tapi ternyata aku bisa, kan? Meski hanya untuk beberapa waktu 0_o
Alhasil, sampai kelar pun nggak bisa nonton...

Justru aku suka saat Laskar pelangi di sajikan dalam bentuk teater. Yang aku tau para personel Cowboy Junior dipertemukan dalam  teater tersebut.
Dan aku suka saat menyaksikan penampilan mereka dalam Penutupan Sea Games[???] aku kurang yakin ASEAN Games atau SEA Games, ya? Pada tahun berapa juga lupa? Pokoknya perhelatan olahraga besar dimana Nusantara kita menjadi tuan rumah.

Video klip lagu-lagunya pun bisa diunggah di Youtube. Bukan cuma laskar Pelangi juga theme song pada scene-scene tertentu seperti 'Jari-Jari Cantik' yang dinyanyiin Cristoffer Nelwan. Terus, 'Sahabat Alam'

Lirik lagunya penuh inspirasi dan semangat...
Ya.. setiap insan punya keistimewaan tak terkecuali kita...
Lantas! Nikmat apalagi yang akan kita dustakan???...

***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar