Minggu, 02 Maret 2014

Berawal Dari Kontak Mata

Judul  Buku :
BERAWAL DARI KONTAK MATA

Genre : 
 Inspirasi [True Story]
 
Penulis :
Haryanto Bapake Dimas

Editor :
Cahyadi H. Prabowo

Cetakan Pertama :
Maret 2013

Penerbit  :
Metagraf, Creative Imprint of
+Penerbit Tiga Serangkai 

Alkhamdulillah, saya mendapatkan buku ini dalam acara ‘Fresh Line’ 92,1 MH fm Solo sebagai hadiah dengan mengirimkan sms pertanyaan tentang buku ini.
Aku bertanya tentang saudara sepupu yang suka teriak-teriak dan mengulang-ngulang kata. Tingkahnya juga serupa kanak-kanak padahal usianya sudah dewasa.
Juga ingin tahu komunitas khusus penderita autis ini.

Seberkas Cahaya dalam Kegelapan
Orang tua mana sih yang pingin anaknya menderita autis? Atau mengidap kelainan lain?
Pastinya jawaban semua orang tua ‘Tidak ingin’!
Semua orang tua tentu ingin anak yang sempurna, sehat, dan cerdas. 
Tapi, apa yang terjadi bila ALLAH Yang Maha Berkehendak memberikan amanah yang luar biasa itu?
Dalam buku ini, seorang Ayah yang diberi keistimewaan memiliki anak yang autis mencoba berbagi kepada pembaca. 
Tentang sikap yang diambilnya saat menghadapi kenyataan bahwa putra semata wayangnya yang bernama Dimas Radityo Palgunadi Utomo yang akrab disapa ‘Dimas’ terdeteksi autis pada umur 1 tahun 6 bulan.
Boleh mengutip Pengantar Penerbit  dengan ‘Quote’ yang sangat menggugah hati:
Jalan terbaik menghadapi kekurangan adalah dengan memperbaikinya, bukan membungkusnya.

Kumpulan Tulisan yang Inspiratif
Buku ini merangkum catatan harian maya [blog] Ayahnya Dimas, Haryanto Bapake Dimas begitu dirinya menamakan diri. Melalui tulisannya, Bapak Haryanto mengajak pembacanya untuk lebih mengenal autis lebih dekat. Menerima kenyataan dengan kelapangan dada dan menanamkan kepercayaan bahwa tidak ada yang ALLAH Ciptakan itu sia-sia, sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an surat Ali Imran[3] ayat 195.
Bahkan demi kepentingan putranya tersebut, Bapak Haryanto mengambil keputusan besar dalam kehidupannya. Rela meninggalkan pekerjaannya pada tahun 2006 untuk mengurus, menerapi, sekaligus mendidik sendiri putranya. Pengorbanannya pun membuahkan hasil. Dimas yang kini [2013] telah menginjak usia 10 tahun tumbuh dan  berkembang layaknya anak seusianya. Takkan ada yang menyangka kalau seorang Dimas pernah mengidap autis. 
foto from book

Perlu diingat bagi ortu yang bertekad menjadi pendidik bagi anaknya yang autis bahwa belajar  bukan pekerjaan sehingga harus bersemangat melakukannya. Belajar bukanlah hukuman melainkan pahala. Belajar merupakan kegiatan bersenang-senang bukan bersusah payah. Dan belajar itu suatu hal yang mulia bukan kehinaan.

Berikut hukum anti gagal :  jika suasana hati anda dan anak anda sedang tidak baik, sebaiknya berhentilah mengajar agar tidak melakukan kesalahan karenanya. Hentikan! sebelum anak ingin mengakhirinya
  
Dan pintu dari semua pembelajaran itu berawal dari mata.
Tak semudah membalikkan telapak tangan merubah keadaan Dimas. Mulai dari ledekan teman-teman sebaya Dimas yang mengatainya monyet karena kegemarannya bermain dengan monyet sampai pengusiran  seorang ibu saat Dimas tengah berada  di kolam renang sebab takut menulari anaknya. Belum lagi ketiadaan pembantu yang sanggup menghadapi kelakuan hiperaktif-nya Dimas. Bergudang cadangan permohonan maaf pada orang-orang akibat ulah Dimas. Tiada alpha kesabaran berlipat-lipat atas  segala kemauan Dimas. Kemudian ada hal yang tak kalah pentingnya yakni harus pandai-pandai menciptakan social story demi menjalin keakraban Dimas terhadap sesuatu hal yang baru di luar kebiasaan rutinnya. Hal yang baru dan asing memang menjadi masalah bagi penderita autis dan terapis harus paham itu sehingga jauh hari musti merancang social story atau semacam simulasi sehingga tidak ada penolakan seorang autis terhadap perubahan tersebut.
Namun di balik itu semua adalah Dimas yang seringkali  membuat sang Ayah tercengang dengan kemampuannya. Atau spontanitas sikapnya yang menimbulkan keharuan.
Bapak Haryanto juga memaparkan
  •  apa saja yang dilakukan guna melatih gerakan motorik Dimas dan mengadakan sejumlah terapi.
  • Menerapkan diet GFCF [Gluten Free Casein Free] Yakni menghindari gandum yang mengandung gluten tertinggi <semakin bagus kualitas gandum maka kadar gluten pun makin tinggi> dan susu sapi atau susu formula yang ber-casein tinggi. Gluten dan Casein mengacaukan konsentrasi dan diyakini sebagai pemicu tantrum [ suka mengamuk atau memperlihatkan kesedihan tanpa sebab]. Banyak makanan non gandum di pasaran dan susu kedelai  atau susu kambing barangkali bisa menggantikan posisi susu sapi atau susu formula.
  • · Menganjurkan untuk tidak tergiur dengan jalan pintas dengan pengobatan alternatif yang tidak bisa dipertangggungjawabkan secara medis dan tidak menunjukkan perkembangan apapun pada autis.
foto from book

Buku ini makin lengkap dengan  daftar deteksi untuk mengetahui seorang anak terkena autis atau tidak  diantaranya  dengan panggilan; apakah si anak akan bereaksi jika namanya dipanggil. Kelengkapan lain, adanya materi dari para ahli tentang autis.
Membaca buku ini  tidak perlu mengerutkan kening karena bahasanya mengalir dan mudah dicerna layaknya membaca coretan harian. Ternyata yang menulis diary bukan menjadi monopoli kaum wanita.  Apalagi dari tulisan sederhana itu mampu memberikan pengetahuan berharga. Memang sulit tersenyum di saat sedih tapi itulah yang dilakukan Bapak Haryanto dalam mengisi kegetiran hidupnya. Melawan takdir yang telah digariskan tidak akan merubah keadaan menjadi baik. Mana mungkin merubah masa lalu [hal yang telah terjadi]. Hal yang terpenting adalah saat ini untuk melakukan sesuatu yang berarti. Dan, selanjutnya, hari esok serahkan sepenuhnya pada ALLAH Yang Maha Kuasa. Ya! Cukup hari ini kita memikirkan apa yang akan kita lakukan biar ringan tanpa terbebani pemikiran tentang yang telah lalu dan hari nanti yang belum pasti. Cukup masa lalu sebagai pembelajaran dan masa depan sebagai harapan…
Hanya masalah selera.  *Bagi yang menyukai diksi yang indah takkan ditemukan disini kecuali kata-kata mutiara. *Karena merupakan kumpulan tulisan di blog seolah tidak ada kaitan satu bab dengan bab lainnya hingga kesannya melompat-lompat.

Whatever, this bookBerawal dari Kontak Matais recommended to be inspiring!!! 

1 komentar:

  1. Salut bgt dengan perjuangan nya rela meninggalkan pekerjaan demi anaknya

    BalasHapus