Judul Buku :
BERAWAL DARI KONTAK MATA
BERAWAL DARI KONTAK MATA
Genre :
Inspirasi [True Story]
Inspirasi [True Story]
Penulis :
Haryanto Bapake Dimas
Haryanto Bapake Dimas
Editor :
Cahyadi H. Prabowo
Cahyadi H. Prabowo
Cetakan Pertama :
Maret 2013
Maret 2013
Alkhamdulillah, saya
mendapatkan buku ini dalam acara ‘Fresh Line’ 92,1 MH fm Solo sebagai hadiah
dengan mengirimkan sms pertanyaan tentang buku ini.
Aku bertanya tentang saudara sepupu yang suka teriak-teriak dan mengulang-ngulang kata. Tingkahnya juga serupa kanak-kanak padahal usianya sudah dewasa.
Juga ingin tahu komunitas khusus penderita autis ini.
Aku bertanya tentang saudara sepupu yang suka teriak-teriak dan mengulang-ngulang kata. Tingkahnya juga serupa kanak-kanak padahal usianya sudah dewasa.
Juga ingin tahu komunitas khusus penderita autis ini.
Orang tua mana sih yang
pingin anaknya menderita autis? Atau mengidap kelainan lain?
Pastinya jawaban semua
orang tua ‘Tidak ingin’!
Semua orang tua tentu ingin anak yang sempurna, sehat, dan cerdas.
Tapi, apa yang terjadi bila ALLAH Yang Maha Berkehendak memberikan amanah yang luar biasa itu?
Dalam buku ini, seorang Ayah yang diberi keistimewaan memiliki anak yang autis mencoba berbagi kepada pembaca.
Tentang sikap yang diambilnya saat menghadapi kenyataan bahwa putra semata wayangnya yang bernama Dimas Radityo Palgunadi Utomo yang akrab disapa ‘Dimas’ terdeteksi autis pada umur 1 tahun 6 bulan.
Semua orang tua tentu ingin anak yang sempurna, sehat, dan cerdas.
Tapi, apa yang terjadi bila ALLAH Yang Maha Berkehendak memberikan amanah yang luar biasa itu?
Dalam buku ini, seorang Ayah yang diberi keistimewaan memiliki anak yang autis mencoba berbagi kepada pembaca.
Tentang sikap yang diambilnya saat menghadapi kenyataan bahwa putra semata wayangnya yang bernama Dimas Radityo Palgunadi Utomo yang akrab disapa ‘Dimas’ terdeteksi autis pada umur 1 tahun 6 bulan.
Boleh mengutip Pengantar Penerbit
dengan ‘Quote’ yang sangat menggugah hati:
Jalan terbaik menghadapi
kekurangan adalah dengan memperbaikinya, bukan membungkusnya.
Kumpulan Tulisan yang
Inspiratif
Buku ini merangkum catatan harian maya [blog] Ayahnya Dimas,
Haryanto Bapake Dimas begitu dirinya menamakan diri. Melalui tulisannya, Bapak
Haryanto mengajak pembacanya untuk lebih mengenal autis lebih dekat. Menerima
kenyataan dengan kelapangan dada dan menanamkan kepercayaan bahwa tidak ada
yang ALLAH Ciptakan itu sia-sia, sebagaimana termaktub dalam Al Qur’an surat
Ali Imran[3] ayat 195.
Bahkan demi kepentingan putranya tersebut, Bapak Haryanto
mengambil keputusan besar dalam kehidupannya. Rela meninggalkan pekerjaannya
pada tahun 2006 untuk mengurus, menerapi, sekaligus mendidik sendiri putranya.
Pengorbanannya pun membuahkan hasil. Dimas yang kini [2013] telah menginjak
usia 10 tahun tumbuh dan berkembang
layaknya anak seusianya. Takkan ada yang menyangka kalau seorang Dimas pernah
mengidap autis.
foto from book |
Perlu diingat bagi ortu yang bertekad menjadi pendidik bagi
anaknya yang autis bahwa belajar bukan
pekerjaan sehingga harus bersemangat melakukannya. Belajar bukanlah hukuman
melainkan pahala. Belajar merupakan kegiatan bersenang-senang bukan bersusah
payah. Dan belajar itu suatu hal yang mulia bukan kehinaan.
Berikut hukum anti gagal : jika suasana hati anda dan anak anda sedang tidak baik, sebaiknya berhentilah mengajar agar tidak melakukan kesalahan karenanya. Hentikan! sebelum anak ingin mengakhirinya
Dan pintu dari semua pembelajaran itu berawal dari mata.
Berikut hukum anti gagal : jika suasana hati anda dan anak anda sedang tidak baik, sebaiknya berhentilah mengajar agar tidak melakukan kesalahan karenanya. Hentikan! sebelum anak ingin mengakhirinya
Dan pintu dari semua pembelajaran itu berawal dari mata.
Tak semudah membalikkan telapak tangan merubah keadaan Dimas.
Mulai dari ledekan teman-teman sebaya Dimas yang mengatainya monyet karena
kegemarannya bermain dengan monyet sampai pengusiran seorang ibu saat Dimas tengah berada di kolam renang sebab takut menulari anaknya.
Belum lagi ketiadaan pembantu yang sanggup menghadapi kelakuan hiperaktif-nya
Dimas. Bergudang cadangan permohonan maaf pada orang-orang akibat ulah Dimas. Tiada
alpha kesabaran berlipat-lipat atas
segala kemauan Dimas. Kemudian ada hal yang tak kalah pentingnya yakni
harus pandai-pandai menciptakan social story demi menjalin keakraban Dimas
terhadap sesuatu hal yang baru di luar kebiasaan rutinnya. Hal yang baru dan
asing memang menjadi masalah bagi penderita autis dan terapis harus paham itu
sehingga jauh hari musti merancang social story atau semacam simulasi sehingga
tidak ada penolakan seorang autis terhadap perubahan tersebut.
Namun di balik itu semua adalah Dimas yang seringkali membuat sang Ayah tercengang dengan
kemampuannya. Atau spontanitas sikapnya yang menimbulkan keharuan.
Bapak Haryanto juga memaparkan
- apa saja yang dilakukan guna melatih gerakan motorik Dimas dan mengadakan sejumlah terapi.
- Menerapkan diet GFCF [Gluten Free Casein Free] Yakni menghindari gandum yang mengandung gluten tertinggi <semakin bagus kualitas gandum maka kadar gluten pun makin tinggi> dan susu sapi atau susu formula yang ber-casein tinggi. Gluten dan Casein mengacaukan konsentrasi dan diyakini sebagai pemicu tantrum [ suka mengamuk atau memperlihatkan kesedihan tanpa sebab]. Banyak makanan non gandum di pasaran dan susu kedelai atau susu kambing barangkali bisa menggantikan posisi susu sapi atau susu formula.
- · Menganjurkan untuk tidak tergiur dengan jalan pintas dengan pengobatan alternatif yang tidak bisa dipertangggungjawabkan secara medis dan tidak menunjukkan perkembangan apapun pada autis.
foto from book |
Buku ini makin lengkap dengan
daftar deteksi untuk mengetahui seorang anak terkena autis atau
tidak diantaranya dengan panggilan; apakah si anak akan
bereaksi jika namanya dipanggil. Kelengkapan lain, adanya materi dari para ahli
tentang autis.
Membaca buku ini tidak
perlu mengerutkan kening karena bahasanya mengalir dan mudah dicerna layaknya
membaca coretan harian. Ternyata yang menulis diary bukan menjadi monopoli kaum
wanita. Apalagi dari tulisan sederhana
itu mampu memberikan pengetahuan berharga. Memang sulit tersenyum di saat sedih
tapi itulah yang dilakukan Bapak Haryanto dalam mengisi kegetiran hidupnya. Melawan
takdir yang telah digariskan tidak akan merubah keadaan menjadi baik. Mana mungkin
merubah masa lalu [hal yang telah terjadi]. Hal yang terpenting adalah saat ini
untuk melakukan sesuatu yang berarti. Dan, selanjutnya, hari esok serahkan
sepenuhnya pada ALLAH Yang Maha Kuasa. Ya! Cukup hari ini kita memikirkan apa
yang akan kita lakukan biar ringan tanpa terbebani pemikiran tentang yang telah
lalu dan hari nanti yang belum pasti. Cukup masa lalu sebagai pembelajaran dan
masa depan sebagai harapan…
Hanya masalah selera. *Bagi yang menyukai diksi yang indah takkan
ditemukan disini kecuali kata-kata mutiara. *Karena merupakan kumpulan tulisan
di blog seolah tidak ada kaitan satu bab dengan bab lainnya hingga kesannya melompat-lompat.
Whatever, this book ‘Berawal dari Kontak Mata’ is recommended to be inspiring!!!
Salut bgt dengan perjuangan nya rela meninggalkan pekerjaan demi anaknya
BalasHapus