Judul Buku :
The Dream In Taipei City
Penulis :
Penyunting Bahasa :
Mastris Radyamas
Penata Letak :
Puji Lestari
Desain Sampul :
Andhi Rasydan
Cetakan Pertama,
Rabi'ul Tsani 1435 H / Februari 2014
ISBN : 978-602-1614-16-7
Mengingatkan panitia bahwa review ini dipublikasikan setelah deadline laporan IRC.
Buku yang khusus kupilih untuk mendapatkan formullir LMNI . Draft-nya sudah mengendap di sela-sela block writer dan mengambil jeda kala jenuh memelototi naskah yang satu itu. Ada hikmahnya baca ulang buku ini untuk editing review... dengan pemahaman baru! Berharap dengan membaca cerita lain SEMOGA bisa mengurai kisahku sendiri.
Jadi ingin mempersembahkan sebuah senandung tema spesial untuk Penulis dan Penerbit . Terima kasih atas pertemuan yang penuh arti bagiku setelah mengelilingi kampus UNS 2X guna mencari lokasi. Mungkin aku masih punya tampang mahasiswi sampai beberapa kali ditanyai pembawa mobil mewah juga pengguna motor dimana GOR berada padahal aku belum tahu. Yang kuingat malah fakultas bahasa 0_o Setidaknya mengurangi was-was jikalau ada arakan kampanye Pilpres yang nyasar >_< Ah, yang kuingat buku ini warnanya merah! Azalea ada lirik merahnya 0_o yang identik dengan China...
Meskipun saat baca novel ini, jadi inget 'Nuansa Bening' yang pernah dipopulerin sama almarhum Chrisye. Namun aku mengenalnya saat dinyanyikan oleh Lucky Idol kemudian di-recycle grup boyband Sm*sh. Yap, syair dalam lagu tersebut menggambarkan isi dari cerita roman dalam novel ini. Bedanya ada pada perbandingan antara seorang yang spesial dengan dia yang biasa saja tapi ternyata begitu istimewa.
Ada yang mengganjal ketika mendapati merk salah satu minuman sereal seolah merk yang lain tidak dikenal [Halaman 36]. Hanya satu merk itu saja? Iya , kalau memang dapat kompensasi dari pengenalan merk tersebut juga nggak apa-apa, sih! Tapi, kalau nggak dapat apapun, ya.. sayang banget, ya... 0_o Aku coba bolak-balik bungkusannya, Mayora [pemilik merk patennya] itu trademark Indonesia asli? Katanya atau stempel doang Indonesia tapi merk harus dibayar mahal untuk luar negeri? Padahal aku sendiri bangga dengan made in Indonesia. That's my choice! Bukan sekedar tempat aku dilahirkan ** ala 'Satu Benderanya'-nya Tangga**
Dan karena aku lagi konsen banget sama apapun yang berhubungan dengan negara China dan Arab yang akhirnya menjadi ikon di Indonesia. Salah satunya adalah martabak yang disebut-sebut dalam novel ini sebagai makanan khas Indonesia [halaman 316, 319]. Bukannya martabak itu diperkenalkan di bumi nusantara ini oleh para saudagar dari Arab? Ehm? Katakanlah, martabak itu justru tenarnya di Indonesia 0_o
Uhg, ribet banget soal hak paten?! Padahal budaya itu ada karena interaksi dan perkembangan. Budaya kan dari suatu kebiasaan?
Tapi
Masalahnya adalah identitas...?!$#@%^&**()
Boleh dibilang aku terhibur dengan membaca novel ini pertama kali ketika mengikuti alur cerita sinetron yang lagi 'in' di salah satu stasiun TV swasta. Bagaimanapun aku harus belajar merunut cerita hingga bernafas panjang. Detail ceritanya bikin aku pening mengikutinya dan jalan cerita novel yang manis dan ringan ini membantuku untuk mengendurkan syaraf yang tegang ^_^
Inget Taipei, inget pula Taiwan... Jadi inget melodrama Asia yang pernah booming tahun [eh?] kalo di negeri asalnya tahun 2001 tapi kalo di Indonesia sekitar tahun 2002, deh?? Sebelum Jewel In The Palace[tahun 2003] dan fenomenal Akademi Fantasi Indosiar [AFI] akhir tahun 2003 hingga 2005. Aku masih tercengang mengikuti kisah Meteor Garden kembali. Belajar memberi pesan tanpa menggurui dan mengemasnya dalam adegan-adegan yang bikin meringis geli sekaligus nyengir. Merasa menertawakan diri sendiri...
Iya! dan aku penasaran dengan tulisan Kanji Mandarin untuk 'percintaan' yang serupa dengan kanji 'perubahan' [ucapan Mei Zuo di part 19]
Jadi pingin tau huruf Kanji-nya seperti pada judul karya Mrs. MellS yang ' Xie-Xie ni De Ai'. Atau karena judulnya tidak memakai lafal mandarin ya?
Kenapa juga dinamakan kanji? Itu kan produk asli Indonesia? ACI [=Aku cinta Indonesia] nama lain kanji kan aci? jadi inget jadul, TVRI ada tirai ditutup dengan lagu seriosa dalam acara tentang film Indonesia yang tayang di bioskop.. Ah! Penganan dari kanji pun ada yang namanya Che... thil... yang artinya kikir [apaan sih?]
Kok, pembahasannya jadi melebar kemana-mana?
Kan belajar memanjangkan kata-kata dalam kalimat @_@**
Betewe uraiannya saling berkesinambungan nggak sih?!? 0_o
Pasangan Pertanyaan Dengan Jawaban
Pemeran Utama TDITC adalah Ella Tan, keturunan China, ayahnya China dan Ibunya Jawa[eh? ] emang ada penjelasan tentang itu? Penulisnya kali yang orang Jawa? **tepok jidat! lupa2 inget! Ketauan kalo baca ulangnya sistem skipping 0_o
Prolog dan epilog berupa puisi, masing-masing prolog oleh Ella Tan dan epilognya dari Kim Hae Yo, teman nyentrik Ella yang asal Korea [Ups!] Perpaduan Indo-China dan Korea... Ehm.. Ehm...???
Terlintas tanya apakah ceritanya merupakan isi dari kedua puisi tersebut?
Sebagai orang yang butuh membaca maka aku tertarik untuk mengetahui isi ceritanya. Sama halnya dengan mengharuskan menyertakan sayur dalam setiap menu sehat keseharianku. Tapi bagi mereka yang enggan, mungkin awal dan akhir halaman isi cerita adalah yang utama dan bisa diangsurkan bukunya begitu saja. Whatever, ide menampilkan syair untuk prolog dan epilog itu menarik. Penasaran kan?
Semua orang punya mimpi termasuk Ella yang karena perjanjian kedua ortunya yang telah bercerai akan ikut papanya di Taiwan setelah umur 17 tahun. Impiannya masuk kuliah di NTU, Universitas Negeri Taiwan agar bisa dekat dengan papanya sekaligus mewujudkan impian bersama mamanya lulus sebagai seorang sarjana.
Meski sempat diragukan kemampuannya, Ella berhasil membuktikan pada keluarga papanya yang baru.
Di Taipei, Ella juga merajut mimpi untuk masa depannya bersama seseorang yang ia yakin mampu mendampingi langkahnya menapaki jalan yang indah. Yang senyatanya adalah orang biasa dan menganggapnya hanya sebagai sahabat. Menyadari bahwa perasaannya pada Mr. Yo, dosen muda tampan sekedar luapan kekaguman semata. Hal tersebut baru disadari setelah Ella dan Hae Yo berpisah sekian waktu. Hae Yo harus pulang ke Korea untuk menunggui ayahnya, satu-satunya orangtua yang masih hidup dan dalam kondisi sakit. Kepulangannya bukan hanya menjenguk ayahnya tapi juga meneruskan bisnis keluarga. Dari perjalanan pulang inilah, HaeYo memutuskan membuka usaha untuk masa depannya di Taiwan. Satu bisnis kebersamaan teman-teman kuliahnya, diantaranya Ella. Di tanah kelahirannya, Hae Yo baru menemukan siapa sebenarnya tambatan hatinya.
***
Note = lirik senandung oleh almarhum Aden Edcoustic yang merupakan theme song novel *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar