Rabu, 16 September 2015

Black Beauty



 Judul Asli : Black Beauty

Karya : Anna Sewell

Penerjemah : Nadiah Abidin

Penyunting : Azzura Dayana

Desain Sampul : Windu Tampan

 Penata Letak : Nurhasanah

Pemeriksa Aksara : Erdyant

Diterbitkan oleh +Orange Books Publication & Distribution 
PT. Lingkar Pena Kreativa

Didistribusikan oleh : Mizan Media Utama [MMU]

388 hlm,: 20,5 cm

ISBN : 978-602-8436-84-7

***

Sanepa Watak Manungsa

Ini adalah salah satu buku rujukan yang bisa dikatakan wajib bagi penulis fabel. Awh! Ada yang mengatakan Black Beauty adalah bacaan wajib, terutama yang ingin menulis fabel. Mungkin aku berpendapat sama saat ada bersitan keinginan menulis tokoh binatang.
Tapi, khayalan tingkat tinggi itu pupus perlahan
Entah? Mungkin aku tertarik dengan kisah lain atau sudah ada yang mendahului menulis fabel dengan penyelesaian yang gemilang. Ughft! Seperti dihempas dari ketinggian ketika memulai cerita dengan penuh suka cita dan di saat yang sama ada yang sudah menerbitkan hasil karya  bertema sama. Dan itulah sebenarnya tantangan untukku menggarap lahan yang lain. Namun bila tidak mungkin aku harus mencari penggarapan dengan cara yang berbeda.
Kalau sudah tau begitu, harusnya aku tidak boleh mengeluh >_<

 Black Beauty menggunakan Pov 1 yakni kuda yang menjadi pemeran utama dalam novel ini. Hewan yang begitu dekat dalam keseharian Anna Sewell yang menulis cerita ini. Sejak mengalami kecelakaan yang menyebabkan kakinya pincang, Anna menggunakan kereta kuda dalam beraktivitas. Maka tidak mengherankan kalau Anna mampu mendiskripsikan tokoh dalam novelnya dengan gamblang.
Bisa disetarakan penggambaran karakter manusia yang diwakili oleh kuda dalam novel ini dengan tokoh wayang. Bedanya, dalam novel ini watak binatang tercetak melalui pengalaman diantaranya perlakuan yang didapat sedari lahir sedangkan karakter wayang seolah-olah dihadirkan begitu saja sebagai simbol kebaikan akan selalu berhadapan dengan keburukan.

Awal kisahnya tentang masa kecil Black Beauty yang oleh Petani Grey, pemilik pertama yang memberinya sebutan 'Darkie' karena bulunya memang hitam pekat. Nama BlackBeauty didapatnya dari Hakim Gordon yang membeli langsung dari Petani Grey begitu si kuda telah siap melakukan kerja. Di rumahnya yang kedua, Beauty bersahabat dekat dengan Ginger, kuda betina temperamental namun lincah dan penuh semangat  yang usianya lebih tua. Mereka sering dipasangkan bila bertugas menjalankan kereta.
Ada yang menarik saat proses yang disebut 'Breaking In' dimana setiap kuda dikenalkan dan dikenakan pakaian seperti bit, tali kekang, pelana, blinkers,dan lainnya. Darkie remaja ditempatkan  di lapangan berumput dekat rel kereta bersama sekumpulan sapi dan domba. Karena rasa gugupnya mendengar suara kereta yang sekedar lewat sampai lari terengah-engah. Darkie melenggong ketika disadarinya sapi dan domba di sekelilingnya hanya diam dan masih asyik meneruskan merumput. Ternyata suara yang ditakutinya tidak mengejarnya. Lalu kenapa ia harus lari?
Kenyamanannya bersama pemilik dan pengurus kuda yang baik tidak berlangsung lama. Karena satu dan lain hal, Beauty berpindah tangan dari pemilik satu ke pemilik lain lagi.  Yang pasti ia selalu menjadi kuda kesayangan karena perangainya yang baik dan menjadi penyelamat.
Ia sempat mengalami perlakuan kasar meski selalu berharap mendapatkan pemilik yang baik. Ia juga sempat merasakan memakai check-rein, pengikat kepala agar bisa tegak terdongak namun menyiksa sehingga mampu menyusut kekuatan dengan gerakan terbatas jika dipaksa menggunakanya.
Beauty dinamai 'Black Auster' oleh Lady Anne. Lalu bernama 'Jack' saat dimiliki keluarga Jerry dan menjadi kuda taksi. Oleh Willie, Beauty mendapat panggilan "Old Crony" sampai ia kembali mendapatkan nama 'Black Beauty' setelah bertemudengan Joe Green dewasa, yang dimasa remajanya pernah mengurusnya di taman Birtwick, tempat Hakim Gordon pernah tinggal.



***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar