Image YouandWe |
Buku simpanan milik Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, ditebitkan Balai Pustaka dengan keluaran Inpres khusus tidak untuk diperdagangkan. Kubolak-balik halamannya tidak behasil menemukan ISBN. Mungkin nomer tersebut belum ada pada jaman dulu?!
Banyak judul yang memiliki label tersebut di rumah. Syukurlah masih bisa kuselamatkan meski tidak bisa menjamin dari serbuan rayap, tikus, atau tangan-tangan jahil >_<
Sebagai penikmat buku, aku merasa beruntung dapat melahap isi buku yang menarik tersebut. Label yang membatasi peredaran buku pada lingkup tertentu pada jaman itu [= orde baru maksudku] Apa karena hal itu, kaum cendekia menjadi terbatas jumlahnya? Dikarenakan buku yang bermutu hanya dibaca untuk kaum tertentu? Padahal maksud diadakannya buku-buku tersebut secara gratis bukan sebagai ladang bisnis?
Buku gratis tapi terbatas?
Atau?
Buku berlimpah namun harus beli?
Pastilah aku akan mencari opsi lain yang lebih menguntungkan bagiku yaitu : buku gratis.. tis.. tis.. nan melimpah @+@
->->->
Judul Buku :Seri 13
Rey Pemburu yang Paling Cerdik
Penyusun :
C. Bernard Rutley
Cetakan Kedua -1977
Hak Penerbitan Dipegang oleh :
N.V. Masa Baru
Gambar Kulit :
Nana Ardina
-----
Kenapa aku jadi suka mem-posting buku tentang hewan?
Bukan karena aku lagi nulis tentang fabel ataupun cerita tentang hewan. Memang pingin aja... Lain kali aku tidak perlu bingung sebab sudah punya referensi.
Buku-buku ini ada di rumah sejak diriku baru bisa membaca. Ternyata, ayahku tahu benar aku suka mainin binatang piaraan sendiri maupun piaraan orang lain termasuk tetangga. Sayangku waktu itu pada binatang kutunjukkan dengan cara yang keliru, dengan membaca buku-buku ini diriku lebih bijak 0_o meski belum sepenuhnya berhasil karena seringnya hewan-hewan itu berbuat sekehendak mereka tak peduli keinginanku... Trus, membalas perlakuan mereka, deh... Huhgft!! betapa kejamnya daku bila mengingatnya... Astaghfirullah... Semoga aku bisa menghapus dosaku pada mereka dengan perlakuan yang lebih baik untuk hewan-hewan yang akan kutemui @_@
Diantara kisah yang paling kusuka waktu itu dan berkali-kali tak bosannya kubaca adalah buku berjudul 'Rey' ini.
Seri ketigabelas dari 16 seri yang disusun oleh A.E. Brehm, W.J. Long, Harper Cory, Portielje... dsb merupakan ilmu pengetahuan populer tentang tingkah laku hewan. Jadi, keenambelas seri tersebut dianggap sebagai perintis dalam 'ethology' atau 'animal behaviour'. Perikehidupan dan tingkah laku hewan itu perlu diketahui disamping anatomi, fisiologi, morphologi, dan sistimetik.
Berikut yang termasuk dalam 16 nomor buku tentang tingkah laku hewan yang sayangnya tidak ketahuan kemana rimbanya :
1. Cakma, perampok Liar di Bukit Karang
2. Piko, Pengempang Ulung di Air Tawar
3. Timur, Pemburu Kejam di Rimba Raya
4. Loki, Bega Bengis di Padang Salju
5. Raja, Pahlawan Rimba Berkaki Godam
6.Gogo, Perenang Licin Yang Cendekia
7. Inkosi, Raja Rimba Perburuan
8. Miska, Penantang Ulet Pantang Menyerah
9. Shag, Rusa Kutub Tak Kenal Mundur
10. Thunda, Kerbau Liar yang Bijaksana
11. Bru, Grizzly yang Keras Hati
12. Frisk, Pengelana Pantang Jera
13. Rey, Pemburu Yang Paling Cerdik
14. Fleet, Rusa Jantan TakTerkalahkan
15. Fulgor, Berkuasa Di Angkasa
16. Tuska, Penyeruduk Pantang Takut
Cerita yang meskipun dikemas dengan bahasa fiksi dinyatakan dalam Kata Pendahuluan oleh Penerbit sebagai kisah yang nyata adanya. Rey nama yang disematkan pada Anjing hutan [atau rubah] ini biasa berkawan, layaknya sepasang suami-istri, hidup, berburu, membimbing anak-anaknya, dan diburu. Seperti hewan lain, rubah punya siasat untuk menghindari pemburunya diantaranya dengan menghanyutkan diri ke sungai sebagai upaya menghapus jejak dari penciuman anjing yang telah terlatih. Yang jantan mampu mengecoh makhluk yang dianggap berbahaya bagi keselamatan keluarganya agar menjauh dari sarang persembunyian anak-anaknya.
Induk Rey yang bernama Fria terbiasa mengawasi Rey kecil dan saudara-saudaranya di alam terbuka. Dan aku juga menemui keadaan tersebut pada induk kucing yang memilihkan tempat untuk cemengnya di rumah. Bahkan induknya tidak segan memindahkan jika keadaan berbahaya atau mungkin pemilik rumahnya keberatan dengan keberadaan mereka. Subhanallah... hewanpun memiliki perasaan *_*
***
Judul Buku:
Kenalilah Sahabat Manusia
Bacaan Anak-Anak Kelas III SD
Penulis:
Dewi W. Pratiwi
Tahun Cetakan 1976
Penerbit
Firma "Hasmar"
___________
Buku ini menceritakan tentang persahabatan manusia dengan hewan. Ada lima binatang yang menjadi bintang pelipur lara bagi kita.
Yang pertama kisah anjing setia ketika diajak pemiliknya berjalan-jalan dan tiba-tiba terperosok ke lubang sumur tua. Si anjing dengan tali pengikat tergantung di lehernya menarik majikannya ke atas sampai selamat.
Cerita kedua mengingatkanku pada lagunya Tulus yang berjudul 'Gajah'
Gajah yang diibaratkan sebagai bukit berjalan dengan hidung yang seperti tongkat terayun ke kanan dan kekiri dengan sepasang gigi putih kekuningan yang mencuat keluar. Gajah memiliki ingatan yang sangat tajam yang dalam cerita ini tidak melupakan orang yang menolongnya mencabut duri di kaki depan kanannya.
Kisah yang ketiga ini mampu mengurai air mataku saat membacanya kembali.. kembali dan kembali.. Menceritakan tentang sapi yang senasib sepenanggungan dengan tuannya. Sapi yang diberi nama Minggu ini bersedia mengantarkan tuannya yang tengah sakit parah ke rumah sakit kota di atas punggungnya dan menempuh tiga jam perjalanan. Si Minggu setia menunggui tuannya selama tiga hari tiga malam di luar meski didorong, ditarik ekornya, diusir tapi dengan tenang ia tetap bersabar. Sampai ada pekerja yang baik hati memberinya rumput, daun-daunan, dan air padanya dan tetap tak beranjak dari tempatnya hingga di hari keempat tuannya diperbolehkan berjalan bersamanya, pulang.
Kisah keempat mengenai kera cerdik diatas pohon kelapa yang dilempari batu oleh pengembara yang tengah kehausan dalam perjalanannya. Si kera membalas lemparan tersebut dengan kelapa muda pada pemuda kelana tersebut hingga terlepas dari dahaga.
Terakhir, mengenai Raju dan binatang yang dibiarkannya menghuni pohon rambutan di pekarangannya. Raju bahkan memberinya susu. Si Cerpelai, hewan mirip tupai berbulu hitam keabu-abuan dengan ekor lebat sehingga mirip jambul, yang pemalu tersebut tau balas budi sehingga berubah trengginas menghadapi ular kobra yang menyelinap masuk rumah. Ular berbisa tersebut berhasil dibunuhnya dan membebaskan Raju dari celaka.
***
Judul Buku:
Kucing- Kucing Yang Datang Kembali
Margaret Muth Alibasah
Andreas Affandi
Dicetak oleh
Percetakan Karya Nusantara Bandung
Copyright by Djambatan
Jakarta, 1974
_____
Kisah sederhana yang menggugah ini bercerita tentang keluarga besar kucing yang tinggal di dapur hotel mewah perkotaan. Hidup mereka serba nyaman dengan pendidikan yang baik sampai kedatangan seorang berwajah kotak bernama Tuan Tulumel.
Kucing-kucing yang dipimpin Tombo itu berniat mengungsi namun belum kesampaian sudah disekap oleh anak buah Tuan Tulumel dan dibuang ke pasar ikan.
Tuan Tulumel jatuh sakit setelah melakukan aksi jahatnya dan menghilang dari lingkungan hotel hingga kedatangan Tombo dan seluruh kelaurga besarnya kembali ke hotel.
***
Judul Buku :
Menuju Ke Taman Marga Satwa
Oleh :
Ibu Ati
Penerbit :
Aqua Press Bandung
Gambar sampul & Ilustrasi dalam :
Hidayat Said
Dicetak oleh "Aries Lima" Offset.
-------
Cerita yang mengajak anak-anak berbondong-bondong pergi ke taman marga satwa dan berlaku baik pada para penghuninya.
Kisah yang diperkenalkan disini adalah lika-liku membawa anak kera kecil bernama Boneng yang nakal ke taman marga satwa. Ia nakal karena rasa ingin tahunya sangat tinggi sehingga tak jarang hampir membuatnya celaka.
Digambarkan bagaimana Boneng yang berada di pedalaman hutan Sumatra dapat diringkus karena ia tertarik mempermainkan helm pemburu yang besar lalu mencoba memakainya pada kepalanya yang mungil.
Selama perjalanan di laut, ia nekat keluar dan mengindahkan nasehat bapak angkatnya. Melihat burung iapun pingin bisa terbang dan terceburlah ia ke laut. Ada-ada saja ^_^
Di rumah bapak angkatnya, Boneng tergelitik mencoba menelpon setelah mengikuti gerak-gerik Pak Somad. Ia tidak tahu yang ditelponnya pemadam kebakaran yang marah atas kelakuan Boneng dan menghukumnya lalu menguncinya di dalam gudang.
Boneng berhasil kabur dan tertarik pada warna-warni balon. Boneng terbang beneran dengan seikat balon ditangannya dan tersangkut pada rambu lalu lintas.
Pak Somad yang cekatan mengikutinya berhasil mengamankan Boneng dan membawanya ke Ragunan sesuai kesepakatan yang dilakukan semula.
***
Judul Buku :
Sirkus Pongo
Oleh :
Tien Pasaribu
Ilustrator:
Dwi Koendoro
Penerbit :
P.T. Gramedia Jakarta
Cetakan Pertama, 1976
______
Satu-satunya fabel tanpa label 'Tidak untuk diperdagangkan'. Diawali dengan kelahiran bayi orang utan. Buku ini ditulis dengan diksi penuh pantun. Cermati saja cuplikan isi dari buku ini dari 'Kunjungan ke Pohon Durian' :
Tak alang kepalang ramainya pengunjung-pengunjung datang ke mbak Mawas. Dari setiap pelosok rimbu satwa-satwa keluar. Ini tidak mengherankan. Mbak Mawas harum namanya.
Puluhan burung datang bertengger dekat pohon durian. Siulan merdu disampaikan bersama kepada mbak mereka :
....
Doa kami satwa rimbu
Semoga mbak kita sayang
Serta putera yang mulia
Berbahagia, dan hidup panjang!
Merupakan kisah rimba raya yang heboh dengan adanya pertunjukan sirkus. Pemain sirkusnya diambil dari para satwa muda belia dimana Putra Mawas yang gesit dan serba ingin tahu masuk kemah Tengku Hasan yang dendam dengan para satwa yang merugikan hasil panenannya. Sirkus Pongo, nama pemberian Tengku Hasan untuk pertunjukan yang diambil dari nama latin orang utan. Tengku Hasan memang merancang sirkus tersebut dan berhasil membawa si kecil Pongo karena tertarik dengan gambar serupa dirinya dalam pakaian badut.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar