Selasa, 06 Oktober 2015

Seandainya Aku Boleh Memilih

Novelis :
Mira W

Judul :
Seandainya Aku Boleh Memilih

Desain Sampul :
Stephanus H.


Cetakan Pertama : Februari 1999
Cetakan Kedua: Juni 1999
Cetakan Ketiga : Juli 1999
Cetakan keempat: Mei 2000

 224 hlm.; 18cm

ISBN 979-655-225-6
Penerbit :

Dicetak oleh Percetakan PT. Sun, Jakarta
Dicetak diatas kertas Koran Inforsa-Impor Canada

***
 

Bias Kepribadian

Novel pertama yang kupunyai gara-gara lagi seneng banget sama sinetron berjudul 'Cinta' yang diadaptasi dari novel ini.

Padahal aku juga sering pinjem novel ini ke perpus dan selesai membacanya dalam sekali duduk di ruang perpus. Karena batas peminjaman untuk kategori novel adalah seminggu.
Begitu berakhir, maka akan meminjam ulang buku tersebut.
Enggak ada yang mencurigaiku kecuali
sahabatku yang dekat denganku namun dia tidak protes 0_o

Aku juga suka sambil belajar membuat image atau word art tentang sinetron ini.. ck..ck..ck..
 
Sebelumnya, aku juga membaca karya Mira W yang lain di perpustakaan.
Seperti Perempuan Kedua [eh?]  bukannya dari Marga T ??? [* tepok jidat] aku kesulitan mengingat dan membedakan karya-karya antara Mira  W dan Marga T karena mereka sama-sama penulis yang berprofesi sebagai seorang dokter dan sama-sama berasal dari etnis Tionghoa.
image from google

Tahun 1999, sinetron Cinta sebanyak 26 episode yang tayang mingguan, tidak stripping di RCTI... berjaya.

Mendapatkan penghargaan Panasonic Awards sebagai sinetron terfavorit. Padahal saat itu, hak tayang PGA dipegang oleh Indosiar Visual Mandiri.

 Jadi tahu kecenderungan favorit pemirsa  sekaligus mendapat rating tertinggi biasanya tayangan pada Prime Time [Bukan program acara berita di salah satu TV swasta, lho ya...] Tontonan sekitar pukul tujuh hingga sepuluh malam.
Jam segitu, pemirsa TV biasanya bisa meluangkan waktu menyetel dan menontonnya. Kadang  kan disetel aja tapi enggak ditonton... Jam tayang eksklusif ini pun diperebutkan advertisement dengan harga berasio tinggi.
 
Para pemain utama yang berlakon masing-masing menjadi aktor, Primus Yustisio [ sebagai Haris]  dan aktris, Desy Ratnasari [sebagai Rini] terfavorit. Jangan heran kalau aku macangin mereka berdua.

Menempelkan foto mereka berdua seakan satu frame.. Dan yang sudah satu frame dikoleksi..  Zaman Jahilayah-ku dulu..

 Sekarang?

Aku merelakan koleksi foto-foto absurd itu dibumihanguskan @_@

Dan itu pilihan, ya... bukan berandai-andai lagi. Lagian, kenyataannya masing-masing sudah punya pasangan syah [eh] Desy udah nikah sama pengusaha itu kan? [plak* ketauan sekarang nggak ngikutin  infotainmet]

Jadi stop berangan-angan!
Kenapa harus milih yang ilegal?

Aku memang menyukai Desy sejak kenal dengannya lewat drama seri 'Diary' yang tayang di SCTV [kalau enggak salah karena hanya ada dua TV swasta nasional di tahun 90-an]

Selain profilnya juga suka membaca gerak-geriknya yang patut kutirukan seperti cara membuang biji jeruk dengan meniupnya ke genggaman tangan [?] terus gaya menangkupkan kedua tangan kosong saat berpose dalam posisi tegak berdiri... mirip pose para peserta kontes putri atau kecantikan begitulah ^_*

Theme song dari sinetron 'Bahasa Kalbu' dan closing song 'Takkan Ada Cinta Yang Lain' dinyanyikan Titi DJ inipun jadi lagu wajib yang musti kucari tiap ngenet. 
Bayangin!
ngenetku waktu itu di Sala, waktu masih kuliah di D1. Setelah kelar dari kampus harus ke kota kabupaten kalau mau onlen. Belum lagi jika iklan tayangan atau lagunya diputar maka kupingku berasa tuli hingga harus menyetel volumenya ke level tinggi  biar menggema seantero kampung 0_o Begitu, kok aku jadi kesel kalau ada yang nyaingin volumenya??
Kecuali yang diputer sama bukan yang lain 0_o

Dalam sinetron ini, Desy mengakui berakting lain dari stereotip yang terlanjur melekat padanya sebagai gadis melankolis, lembut,  santun menjadi bandel, urakan, dan keras kepala.

Hemmh!
Mungkinkah karakter tokoh yang melekat pada seorang pelakonnya itu sama?
Bisa dilihat [eh] maksudnya lewat tayangan infotainment kalau pemeran dengan yang diperankan tidak ada bedanya. Mungkin juga sutradaranya malah mencetus ide dari kepribadian aktris atau aktor tersebut.
Mungkin pedoman tersebut bisa saja tidak berlaku pada semua pemain tapi pribadi masing-masing kan punya pilihan mau menyetujui peran yang disodorkan padanya atau tidak?
Biasanya peran dan imej yang dihadirkannya dalam kesehariannya berbanding lurus.. Mau ke arah yang lebih baik atau buruk kan ada pada pilihan masing-masing?!
Ekspresi jiwa yang terpendam?_?
Berperan jahat atau karakter yang berkebalikan dianggap tantangan bagi pemain watak. Bila penonton sampai menghujat dan membenci tokoh yang diperankannya diartikan permainannya telah berhasil. Keberhasilan ini sekarang bukan pemilik pemain watak saja yang sepengetahuanku berperan lebih dari pemain sandiwara [= berakting]. Pemain watak mampu menggambarkan karakter sedangkan pemain sandiwara hanya meniru karakter [Eh?]
Bukankah menjelaskan karakter dengan sekedar memeragakan karakter itu beda?
Kayaknya lebih berbahaya berpura-pura daripada mengilustrasikan[?]

Semua bisa ngelakonin jika diberi kesempatan tapi dalam sandiwara, hal tersebut dapat dilakukan. Jangan di dunia nyata! #_#

Sebaik-baik manusia adalah menjadi lebih baik bukannya sengaja membuat kesalahan yang berakibat semakin menambah dosanya.. Semoga kita selalu dibimbing untuk selalu memperbaiki kesalahan...

Menarik Atensi Publik
Wuih, sekarang terbukti kalau peran antagonis lebih berhasil memikat penonton dibanding pemeran utama yang biasanya cenderung protagonis.
Buktinya, Desy mampu mencapai puncak popularitas dengan berani berlakon antagonis di serial ini meski memegang posisi pemeran utama.
Kuanggap antagonis karena karakter tokohnya yang notabene adalah 'gadis nakal'.

Endingnya juga cliffhanger. Untunglah tidak ada sekuelnya soalnya enggak yakin bakalan mendulang sukses seperti sebelumnya.

Contoh terkini adalah karakter antagonis yang diperankan Meriam Bellina di serial 7 Manusia Harimau mendapat awards untuk nominasi karakter sinetron di program infotainment 'Tergores Pemes [*halah] Silet maksudnya [Senin, 26Okt2015]
Penerima pialanya diwakilkan pemeran Semindang Rindu karena mendadak pulang awal karena sakit padahal sempat membacakan nominasi.
Shahnaz Shadiqah yang memerankan tokoh Karina sebenarnya punya kesempatan belajar melakonkan tokoh yang diperankan seniornya tersebut saat adegan Karina dirasuki Hancingda. Sayangnya, permainan si Nanaz pada adegan tersebut mengecewakan >_< mengingat karakter tokoh yang dimainkan Nanaz adalah cepat menguasai jurus meski sekali lihat.
Jurus, lho bukan meniru karakter tokoh lain 0_o

Tahun 2014 lalu Cut Meyriska mendapat nominasi yang sama dalam CHSI [Catatan hati Seorang Istri] lewat tokoh antagonis yang diperankannya [Helo Kity].

Tahun ini, idola baru ter-Silet direbut si Ammar Zoni yang memerankan Rajo Langit di 7MH yang karakternya cenderung antagonis yakni temperamental. 

Perhatian yang tersita karena lakon yang dimainkan kadang jelmaan dari kisah nyata >_<
Bukan tidak mungkin karena melihat sinetron jadi ditiru di dunia nyata...
Inilah tantangan  dimana tontonan menjadi tuntunan jika hanya belajar dengan televisi. Betapa pengaruh TV sangat besar bagiku hingga aku membatasi diri dengan menjadikan TV sebagai sarana mengalihkan kesuntukan membaca.
Menjadikan aktivitas membaca yang utama atau mengendurkan syaraf sekaligus mencari ide.
Memangnya yang bikin sinetron itu tidak memerlukan ide???
Dengan mengamati karya mereka kita juga bisa mencuri ide mereka 0_o
Ssstt!
Kadang ide bisa didapatkan dari komen para netizen☝
Ada yang ingin ceritanya begini terus ada yang mau berlanjut seperti itu. Ternyata di-stalking juga oleh para pencari ide semisal; scriptwriter .

Seringkali, daya tarik drama adalah ikatan emosional antar tokohnya, diantaranya percintaan.

Ha.. hai.. kalau dulu, saat sinetron ini booming, sudah ada jejaring sosial by onlen pasti heboh juga dengan haters dan fans.

Yang diributkan pasti tokoh ini harus dengan itu. Mungkin berlanjut pada pemaksaan sepasang pemerannya agar bisa jadian juga 0_o
Bahkan dari tabloid hiburan yang menjadi langgananku saat itu jadi tahu kalau sepasang selebritis yang terlibat ikatan emosional bisa berpengaruh terhadap untung-ruginya perusahaan yang menaunginya.
Konon Desy-Primus juga terkena dampak gosip cinlok ini yang menyebabkan keretakan rumahtangganya yang pertama bersama Trenadi Pramudya, dulu.

Contoh terkini yakni pasangan ter-Silet Ammar Zoni[Rajo Langit] dan Ranti Maria[Ratna] karena akting natural mereka yang memang punya hubungan khusus di dunia nyata. Malah pasangan utama serial 7MH, Pitaloka-Gumara   tidak masuk nominasi. Entah! Nanaz dan Juan juga punya hubungan khusus di serial yang sama namun tak mampu menyaingi. Apakah hubungan mereka sampai ke pelaminan?

Ada juga yang membantah telah menjalin hubungan yang pada akhirnya jadi suami istri sampai sekarang seperti pasangan Annisa Tri Banowati dengan Sultan Djorgi yang digosipkan terlibat cinta lokasi di sinetron Love In Bombay. Padahal saat itu Annisa masih berstatus sebagai istri Adjie Pangestu.

Semoga kita selalu memegang prinsip 'Romantis setelah halal bukan masalah,
tapi
romantis yang belum halal jelas bermasalah #_#

 --->
Popularitas Desy sedang di puncak-puncaknya waktu itu.

Selanjutnya mengalami likuan dengan adanya konfrontasi media terhadap Desy. Untuk beberapa waktu nama Desy di-Black List.

Lantas dia dapat julukan baru
'Miss No Comment'
dari para wartawan ketika heboh-hebohnya kasus perceraiannya dan disusul kedekatannya dengan musisi personel GIGI, Dewa Budjana.
Begitupun, Desy masih mendapat peran utama atau kalau tidak pasti menentukan dan diperhitungkan.
Berkaca pada apa yang dialami Desy itu, aku pernah mengingatkan sesama netter yang mencecar satu nama. Waktu itu ada seorang [katakanlah Da'i] yang dihujat karena mengecewakan suatu event organizer.
Aku mengingatkan kalau di media sosial bila ada satu nama yang sering dihujat maka akan mendapat dukungan dari pihak lain. Jamannya sekarang yang salah malah jadi pahlawan. Lebih-lebih bila jadi trending topik  malah menaikkan popularitas, kan??
Mending tidak dibahas dan mem-black list namanya dan alih-alih wanti-wanti tidak menggunakan jasanya lagi. Hal tersebut jauh lebih efektif.

Yah,  itulah.. sekilas tentang pengalaman bersama bintang-bintang hiburan kesayangan yang bagiku telah kujadikan Bayang-Bayang Berwarna
---

Berlakon sebagai Rini yang kuliah di fakultas kedokteran dan bertemu dengan Andi [Atalarik Syah] ketika mengantarkan teman seangkatannya periksa setelah mengalami kecelakaan ringan

[Kenapa versi sinetronnya lupa?]

Yang kuingat si coas Nurdin [Lucky Alamsyah] yang naksir meminta perhatian Rini salah satunya dengan mengambil sampel darahnya yang memang bikin sakit.
Dalam novel, Nurdin menaruh perhatian besar pada Riri dan rela menggantikan tugas-tugasnya.

Ada perbedaan novel dengan versi sinetron diantaranya nama Riri di novel menjadi Rini pada versi sinetron.
Nama Bandi juga diganti Andi dalam sinetron.

Rini tinggal dengan Ayah dan seorang abangnya yang  kena gangguan kejiwaan. Berbeda dengan dalam novel, ayah-ibu Riri serumah bersama dua abang dan satu adik cewek. Jadi Riri anak ketiga dari empat bersaudara.

Bandi yang punya kelainan jantung jatuh hati pada Riri, sang bintang kampus. Riri seolah menyambut cinta tulus Bandi meski akhirnya tidak bisa mengelak hatinya malah terpaut pada abang Andi, yakni Haris yang dikenal playboy bahkan mereka menjalin cinta terlarang hingga menyebabkan Riri hamil dan memupus harapan ayahnya untuk menjadi dokter.

Mereka bersandiwara sampai Bandi mengetahui ihwal tentang jati diri Doni.

Masalah makin merumit dengan munculnya Tanti yang dalam versi sinetron bernama Sukma yang menikah dengan Haris dan mau mengasuh juga membesarkan Doni dengan sukarela demi menutupi aib di hadapan Andi.

Tanti yang tidak banyak menuntut atas  perlakuan pada dirinya ternyata mampu membuat suaminya masuk penjara sekaligus merebut hati Doni dari ibu kandungnya sendiri.

***

2 komentar: