Selasa, 19 Januari 2016

I am Doctor Preneur


Penulis =
dr. +Yusuf Alam Romadhon  , M.Kes.

Editor =
C.H. Prabowo

Desain Sampul dan Isi =
 @wendyarief

Penata Letak Isi =
Diyantomo

Ilustrator =
Bayu Aryo

Proofreader =
Hartanto

Cetakan Pertama = Juli 2013

Metagraf Creative Imprint of

xvi, 136 hlm.; 21cm

ISBN : 978-602-9212-82-2
 ***

Tampilan Fisik dengan Tampilan Akhlak

 Suatu kali Rumana memasak. tiba-tiba ia berteriak panik karena wajahnya kecipratan minyak panas.
Roby, suaminya yang sudah berada di rumah dengan sigab ngampingi ke wastafel dan membantunya mengguyur wajahnya dengan air dingin lalu segera ke dokter spesialis kulit agar mendapat perawatan. Begitupun masih resah kalau wajah cantiknya akan ternodai oleh tragedi goreng ikan barusan.
Itulah sekilas adegan dalam Tukang Bubur Naik Haji The Series

Sementara diriku harus panik sendiri ketika sisa air panas yang kugunakan untuk mandi tak mampu kuelakkan yang akhirnya malah menyiram kaki kananku dengan serta merta. Adzan Magrib usai berkumandang.  Memang pancinya terkena bingkai pintu kamar mandi dan seketika kujatuhkan biar enggak muncrat ke wajah. Owh! Kurang jelas ingatanku kenapa bisa jadi sedemikian...
Ibuku  yang tergopoh-gopoh mengetahui apa yang terjadi langsung keluar mencarikan potongan lidah buaya.
 Aku membuka kaus kakiku dengan cepat dan mengambil lendir dan daging lidah buaya yang disodorkan ibu.Tidak kuperkenankan menyentuh bekas siraman air panas di kakiku. Karena aku yang paling tau kondisi kakiku yang gampang lecet juga memar bila tersentuh benda yang sedikit keras.
Boro-boro ke dokter..  kalau enggak keadaan darurat seperti saat daku terkena pecahan gelas dulu,[ Silahkan lihat di Catatan Tentang Lukaku [1] ! Mana mau pergi ke dokter?!
Memang, nyeri karena panas itu terasa hingga semalaman. Nyoba bertahan selama bekas siraman tidak menggelembung. Cuma memerah yang langsung kuolesi minyak zaitun kemudian  minyak kelapa murni setiap kali dicuci untuk berwudhu atau sehabis dari toilet. Sehari setelahnya baru hilang sakitnya bila dipegang. Aktivitas menggunakan sandal harus berhati-hati jangan sampai bikin lecet. Sempet menggelembung, sih.. tapi tidak sampai lebih dari satu centi dan kempis dengan sendirinya. Dua minggu lebih, bekas itu masih kecoklatan dan kubiarkan memudar perlahan dibantu minyak kelapa murni atau minyak cendana.

Mungkin beda perlakuan jika aku seorang artis [Jiahh!] Eh... dulu pernah ngimpi pengin jadi artis.. Syukurlah! ALLAH lebih sayang padaku dengan mengubah persepsi pada keinginanku tersebut. Yang biasanya... Aku bilang biasanya karena memang biasanya artis itu sangat konsen dengan penampilan fisik...
Kita sebenarnya harus konsen juga namun  jangan sampai mengesampingkan penampilan akhlak yang santun. Penampilan yang lebih indah terasakan dan lebih disukai dibanding dengan penampilan fisik semata.
Tampilan fisik hanya terlihat oleh pandangan mata sedangkan tampilan perbuatan kita tercetus sampai ke relung kalbu hingga membentuk opini tentang diri kita.

Ups! Sebenernya aku punya riwayat dekat dengan para dokter di masa kecilku. Masa kecilku sering sakit dan bolak-balik ke dokter. Hal yang paling tidak... sangat tidak suka yakni bertemu dokter terkait masalah kesehatanku.
Justru aku memilih cita-citaku untuk menjadi dokter menguat karena mereka pintar dan bisa nolong orang.
Akibat sampingan lain, sekarang aku rada antipati ketemu dokter. Seolah sakitku sembuh bila bertemu mereka >_< jadi sugesti juga, tuh...
Entahlah! Bagaimana aku punya dualisme mengenai seorang dokter bagiku. Yang jelas yang tidak kusukai dan kuhindari sebenarnya obat kimia yang disertakan dalam setiap resep sehabis pemeriksaan sedangkan aku lebih percaya pada herbal.

Maka dari itu, saat ada bahasan mengenai buku ini, aku seperti punya tempat curhat.  Kukirim sms.
Buku ini hadiah di acara Harmonika bersama Tiga Serangkai. Tertanggal 14 September 2013 dan diambilkan Ukhty Enik D Nurwati, bendahara QS di Radio MHfm Solo --->

--- Assalamu'alaykum
Cita2 sy swaktu kecil pingin jd dokter. Tp gagal krn kurang tinggi ktika didaftarkan d skul kperawatn. Trus beralih pingin jd wanita karir&skarang pingin jd penulis krn penulis tdk perlu jd dokter dah bs jd dokter meki buat diri sndiri. Jd pingin tau cita2 dokter wkt kecil?
Trims---

Surprise juga karena pertanyaanku ternyata menggelitik  narsum. Terus aku menanggapi lagi dengan sugesti orang yang sakit ternyata cepat sembuh meski baru bertemu dengan dokter pilihannya.

Lebih surprise lagi berkesempatan membaca buku ini. Anggap saja ini diktat kedokteran yang tidak sempat kuicipi di bangku kuliah impian 0_o 
Ternyata, profesi dokter itu butuh perjuangan yang luar biasa. Kegagalan masuk kompetensi bakat dan minat IPA masa SMU dulu yang kuanggap luar biasa itu bukan apa-apanya dibanding perjuangan mendapatkan kompetensi menjadi seorang dokter.
Bukan saja daku salah bahwa pintar saja cukup meraih apa yang kuinginkan tapi juga kesungguhan dan  ketangguhan.
Aku sudah terpuruk karena kecewa bahwa pintar itu tidak menjaminku mendapatkan apa yang ingin aku capai.
Menyesal sudah pasti.  Justru aku akan lebih menyesal lagi kalau aku tidak tersadar akan kelalaianku dan malah menyalahkan orang lain yang tidak peduli dengan keterpurukanku.
Syukur yang tiada terkira, meski lamban aku baru menyadari bahwa semua yang kualami adalah skenario indah dari ALLAH untuk menyadarkanku akan kehadiran-NYA yang takkan mampu kupungkiri.

Dan,
Bahasan tentang dunia kedokteran dalam kewirausahaan sebagai pelayan publik dikemukakan dengan jujur. Apa adanya bahwa keberadaan mereka dibutuhkan namun imbal baliknya mereka juga butuh fasilitas penunjang agar bisa bertahan.
Disisni juga diungkap fakta tentang ilmu sebiji padi yang ditanam dan tumbuhlah menjadi tujuh bulir. Masing-masing bulir berisi seratus biji. Bahwa amal yang diniatkan pada ke-ridha-an ALLAH maka akan dibalas-Nya berlipat-lipat.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar