Kamis, 25 Februari 2016

Assalamualaikum Beijing


Judul :
Assalamualaikum Beijing!
Pergi cinta mendekat cinta


Penulis :

Penyunting Ahli :
dr. Lukman

Penyelaras Aksara :
Fakfri Fauzi

Penata Aksara :
Nurul M.Janna

Perncang sampul :
Wasi Kendedes

Model Sampul :
Revalina S. Temat

Diterbitkan oleh :
Cetakan ketiga, Februari 2014m
Cetakan keenam belas, Oktober 2015




360 hlm.; 13cm x 20cm
ISBN : 978-602-9055-25-2
***


Tuntutan diriku agar setiap review buku atau bacaan di blogku ini ada kaitan satu sama lain... Atau dikait-kaitkan?!
Hei! Aku pilih kata 'kaitan' untuk mengganti ungkapan 'benang merah' sedangkan ada warna lain yang tak kalah menarik 0_o
Sebelum review ini sebenernya akan posting 'Tausiyah Cinta'... Launching filmnya yang beriringan menggelitikku untuk membandingkannya dengan KMGP. Sayang, belum kudapatkan bukunya jadi memilih posting pendahuluan untuk buku ini
sebelum review yang sebenarnya menanti kesempatan nonton filmnya dan masa tayang sinetronnya. Di  stasiun Tv berlogo rajawali itu bakal ditayangkan. Filmnya pun sudah di stasiun yang sama. Tapi waktu itu tidak bisa nonton karena bukan prime time juga bukan waktu luangku bisa nonton.

Alasan lain biar lebih update!
Sebagai pelampiasan Jealous dengan tangga nasyid di radio fave-ku yang malah muser ke belakang >_<
Padahal dulu jadi acuan perkembangan nasyid di tanah air.. AAmin...
Makin tambah tahun tidak tambah batasan tahun yang dikategorikan 'evergreen'. Melulu berkisar tahun 2009-2010. Bukan karena tidak ada nasyid baru. Justru banyak nasyid baru namun kurang mendapat apresiasi dari pendengarnya *nunjuk diri sendiri] hingga tidak bergaung lama bahkan tak sampai dikenal lalu terlupakan.
Yang rajin atensi biasanya sangat istiqomah dengan pilihan nasyidnya. Secara aktual, perkembangan dunia nasyid akan disitu-situ saja kecuali ada setting cerdik... semacam skenario yang posisinya netral agar menjadi tangga nasyid terkini.
Aku masih mentolelir nasyid dari luar negeri namun tidak untuk nasyid yang telah terdepak terus kembali lagi sementara nasyid itu sudah berada di tahun yang berbeda dan ada single yang lebih baru telah dirilis.

Yang aku tahu nasyid juga mengenal istilah 'single'. Nasyid yang secara resmi diluncurkan dan disiarkan [rilis] di radio memiliki rentang masa sendiri. Single lama bisa diperbaharui dengan me-recycle atau remake.
Hemhh!
Justru aku lebih miris akhir-akhir ini lebih sering mendengar 'waktu' yang 'dipukul-pukul' oleh Sahabat Siar yang sedang mengudara. Andai mendengar  rerun siarannya sendiri... Semoga segera menyadari dan memperbaiki...

MAAF jika harus Jujur! Enggak setuju theme song Assalamualaikum Beijing masuk list di radio fave-ku itu. Liriknya masih terlalu umum jika membandingkannya dengan 'Aku Ingin Mencintai-MU' milik Edcoustic. Aku berani menyebut karangan almarhum Kang Aden sebagai nasyid.
Meski ada lagu-lagu humanis yang diputar di 'Segi', lagu yang dinyanyikan sendiri oleh Mbak Asma dan di film dibawakan oleh Bintang, sama sekali bukan lagu humanis. Itu menurutku!
Lirik theme song Assalamualaikum Beijing juga tidak bisa kusebut pop religi apalagi jika dibandingkan dengan theme song CHSI yang diaransemen memukau oleh Bang Andi Rianto dan dibawakan ekspresif BCL.

Menyukai Rekaan Demi Berdamai Dengan Kenyataan

 ?#&^%$*()_o}?


Sempet eyel-eyelan dengan ibu saat menonton tayangan Rabu kemarin [25 Februari 2016] jam 20.30 WIB. Kanjeng Mamiku lebih suka Mas Boy [Stefan William] Si 'Anak Jalanan' itu. Ternyata bukan Si Boy yang ditunggu-tunggu sama beliau melainkan Mondy alias si Kemod [Immanuel Caesar Hito]. Sampai kayak anak kecil rebutan remote dan kakiku lebam terbentur kursi membuatku memberi argumen yang menjatuhkan 'cerita rekaan' 0_o
Lagian tayangan itu sudah jatuh reputasinya di KPI dan di mataku mangkanya aku memutuskan lebih memilih mata Najwa...
Beda dengan ayahku dulu yang memberi kesempatan padaku karena beliau setia  di depan TV memantau berita. Bandingkan dengan jaman aku dengan ibu kini punya 'saat yang sama dalam meluangkan waktu dengan perbedaan pilihan tontonan >_<

Bukan dendam oleh sebab tayangan 'itu' telah menggeser dari rating tertinggi tayangan kesukaanku? [ups!]

Nyuri ide  dari anak Pak Presiden yang bersahaja. Tidak malu mengaku tidak tau. Dan mau berteruterang tentang hal yang diketahui. Jiahhh! Liyeur [eh] itu untuk ngantuk. Maksudku ngiler enggak kebagian ngicipin 'markobar''''
Boleh juga ngintip  Mas Kaesang yang suka marah-marah
Ada komen nyinyir disana yang perlu dicermati *_*
atau surat terbuka untuk Mas Gibran
Bener-bener haters sejati 0_o

Jawaban Mas Gibran yang selalu 'Biasa aja!' seolah membuat Pembawa acaranya kehilangan kata untuk mengorek keterangan lebih lanjut. Meskipun begitu bukan Najwa Shihab namanya kalau tidak bisa mendapat hal lain yang belum terkuak tentang keluarga Presiden inkamben Jokowi.
Seperti band favorit Mas Kaesang yang menyebut judul 'Heavy Rotation'... yang kuingat malah Neng Ochi. Dia telah tampil di video klip pada generasi pertama JKT48 sebelum keluar melalui surat resmi pengunduran diri karena  sakit hingga tidak bisa mengikuti show kelulusan.
Tim kamera Mata Najwa usil menyorot muka Mas Kaesang saat Melody tampil bersama grupnya, khusus untuk kedua putera Presiden tersebut.
Lagi.. lagi.. dia lagi kan yang kusebut ? ! 0_o
Iya!
Kan Neng Ochi tak lepas perannya sebagai Pitaloka di 7Manusia Harimau. Produksi Sinemart yang menggarap sinetron dengan judul sama dengan novel yang dibahas disini...
Neng Ochi sempet jadi cameo ketika digelar audisi  Assalamualaikum Beijing The Series, juga ada versi Dinda Hauw yang menggambarkan karakter Sekar..

Berharap dia jadi pemainnya meski setelah kubaca novelnya malah tidak setuju dia yang memerankan. Terlalu dewasa jika mengingat usianya. Meski ada karakter kekanak-kanakan yang muncul tapi wajah imut Laudya Cynthia Bella yang memerankan di film lebih bisa mewakili *jadi pingin ngaca]

Siapa yang tidak ingin menjadi lebih baik?!?!
Tentu bukan hanya penulis yang menginginkan pembacanya mendapat jalan terang...
Jika diangkat ke layar lebar atau layar kaca pastilah berharap penontonnya mendapat pencerahan.
Jangan lupa ada insan yang memerankan dan terlibat dalam tim produksi!
Mereka sama-sama punya hak mendapat cahaya yang menuntun langkah kehidupannya... Tak terkecuali artis yang jadi kesukaanku. Biar dapat hikmah tanya mengapa  sedangkan aku tak punya logika untuk memberi alasan tentang hal yang kusuka.

Mencermati blogku sehubungan apresiasi cerita bernuansa Islami di tengah maraknya gejala Islamophobia yang diperlihatkan kandidat presiden USA, Donald Trumph, merupakan angin segar. Judul novel ini salah satunya.
Yang kuamati judul review bacaan Islami masih kalah dengan judul lain. CHSI [Catatan Hati Seorang Istri] yang diadaptasi dari novelnya mbak Asma sebagai permisalan.

Iseng membuat ranking dari statistik traffick pengunjung blogku hari ini [25 Februari 2016] untuk review bacaan yang diadaptasi menjadi tayangan di layar kaca/ layar lebar :
1. 7 Manusia Harimau -> 10.667 pengunjung, diposting tanggal =  06 April 2016
2. Laskar Pelangi -> 676 pengunjung, diposting tanggal = 18 Maret 2015
3. CHSI -> 166 pengunjung, diposting tanggal = 30 Desember 2014

Mungkin Tukang Bubur Naik Haji yang kemarin di episode 1519. Sinetron terpanjang mengalahkan rekor 'Tersanjung'. masa penayangannya juga paling lama tapi tidak striping. Produksi Multivision Plus. Raja sinetron era 90-an. Jika aku membuat review-nya pasti akan mendapat kunjungan lebih jika diangkat dari sebuah bacaan. Mengingat rentang masa tayangnya dan selalu menduduki sepuluh besar rating TV. Meski jam tayangnya diubah tapi tetap berkisar pada prime time.
Maka Perolehan pengunjung untuk 7MH merupakan rekor untuk review blogku. Angka itu mungkin akan terus bertambah meski masa tayangnya sudah berakhir tanggal 13 Februari kemarin di episode 577 dimana para pemerannya masih enggan mengakhiri kisahnya. Padahal jam tayangnya larut malam dan tak jarang mengalami perubahan jam tayang. Karenanya, sinetron ini berakhir di rating paling dramatis. Sama yang terjadi dengan episode akhir CHSI. Akankah Assalamualaikum Beijing The Series nantinya akan mengalami hal serupa?
***
Syukurlah, bisa nonton ketika menjajal layanan aplikasi bawaan dari kartu langganan. Memang tidak seperti penggambaran dalam tulisan yang begitu indah, visualisasi untuk novel ini lumayan sesuai dengan ekspektasiku (jiah!) entah penulisnya.

Ada beberapa yang terasa janggal diantaranya kehadiran tokoh Ra.
Nilai Islam itu serba syukur dalam berbagai keadaan maka tidak dianjurkan makan dan minum dengan posisi berdiri apalagi sambil jalan. Di film, Asma disertai Fani yang memandunya berjalan nyambi ngemil.
Tokoh Sekar juga menyeruput kopinya ketika berdiri. Mungkin kopi yang sedang diiklankannya, white coffee itu...

  • Beda dalam novelnya, Ra merupakan sosok yang masih misteri. Penampilannya sebagai wanita muda biasa sedangkan dalam film telah berhijab sejak awal ditampilkan di layar.
  • Tokoh Dewa menyusul kekasihnya ke Beijing dalam film. 

Beda dengan di novel, Dewa menemui wanita idamannya di tanah air.
Zongwen menjadi Tourguide bagi Asma, tokoh utama dalam cerita ini.
Dalam novel, Zongwen dan Asma melakukan perjalanan berdua setelah jadi suami-istri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar